Sidikalang, 1/9 (Antarasumut) - Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan khususnya dalam penyerapan gabah/beras sesuai dengan program Pemerintah Pusat, Kabupaten Dairi melalui Kodim 0206 Dairi mengadakan Rapat Koordinasi UPSUS (Upaya Khusus) Penyerapan gabah/beras yang dilaksanakan di Aula Kodim 0206 Dairi pada Senin.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dandim 0206 Dairi Letkol. Arm. Jonny Marpaung yang diwakili oleh Kasdim 0206 Dairi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dairi Ir. Herlina Lumban Tobing, Perwakilan Dinas Pertanian PakPak Bharat, Narasumber dari Kansilog Kabanjahe, Danramil dan jajaran serta anggota Babinsa 0206 Dairi, para Ketua Gapoktan, Ketua Poktan dan PPL se-Kabupaten Dairi dan PakPak Bharat.
Dandim 0206 Dairi yang diwakili Kasdim 0206 Dairi dalam sambutannya mengatakan rapat ini diadakan untuk melakukan upaya-upaya khusus dalam meningkatkan ketahanan pangan khususnya di Kabupaten Dairi.
Untuk itu, ia mengajak agar dalam rapat tersebut diharapkan adanya saling dialog serta diskusi untuk mengetahui permasalahan-permasalahan apa yang terjadi yang dihadapi oleh para petani dalam upaya melaksanakan ketahanan pangan.
Kasdim juga menyampaikan permohonan maaf dari Dandim yang tidak dapat hadir dalam pertemuan tersebut dikarenakan Beliau mengikuti pertemuan yang tidak dapat diwakilkan.
Sementara itu, perwakilan dari Dinas Pertanian PakPak Bharat juga menyampaikan hal yang sama dalam sambutannya mengharapkan terjadinya dialog serta diskusi untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang digunakan dalam upaya melaksanakan ketahanan pangan.
Kansilog Kabanjahe dalam pemberian pembekalan tentang penyerapan gabah/beras menjelaskan secara teknis kewenangan BULOG tentang penyerapan gabah/beras dimana sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 BULOG ditugasi untuk membeli gabah beras untuk persediaan stok pemerintah dengan harga yang terdiri dari 4 jenis, yakni Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG).
Gabah Kering Panen BULOG membeli dengan harga Rp. 3.700/kg dengan kualitas kadar air maksimum 25%, kadar hampa kotoran maksimum 10 persen.
"Sementara pantauan harga kami di petani sudah mencapai diatas Rp. 5.000, dan inilah kondisi saat ini," katanya.