Tanjung Balai, 6/6 (Antara Sumut) - Tim terpadu dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjung Balai melakukan monitoring ke stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) PT Tomimaru Gasindo berlokasi di Jalan Sudirman Km 5,5 Kecamatan Datuk Bandar.
Kepala Bagian Perekonomian Setdakot Tanjung Balai, Muhammad Yusuf, Jumat, menjelaskan, monitoring ke SPPBE tersebut dimaksudkan untuk melihat langsung stok gas elpiji tiga kilogram yang akhir-akhir ini mengalami kelangkaan.
"Selain mengunjungi SPBE Tomimaru Gasindo, kami juga memonitor persediaan gas elpiji tiga kilogram di tingkat agen dan pengecer," ujarnya.
Menurut dia, pengawasan dilakukan dalam rangka menyahuti keluhan masyarakat, terkait kelangkaan dan kenaikan harga gas elpiji bersubsidi di tingkat pengecer.
Dikatakan Muhammad Yusuf, harga gas elpiji tiga kilogram di tingkat pengecer saat ini sudah melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah, yakni rata-rata Rp12.750 per tabung.
Sedangkan harga di tingkat pengecer berkisar anatar Rp20 ribu hingga Rp23 ribu per tabung.
"Karena itu kita melakukan monitoring ke SPPBE, agen dan pengecer di Tanjung Balai," ujar dia.
Ia berharap SPPBE Tomimaru Gasindo bekerja sama dan memberi masukan kepada Pemkot Tanjung Balai jika mengetahui ada agen maupun penyalur "nakal" yang menjual elpiji 3 kg melebihi HET.
Sementara Humas PT.Tomimaru Gasindo, Hendri Damanik, membenarkan bahwa pihaknya ada menerima kunjungan tim monitoring terpadu dari instansi terkait di Tanjung Balai.
Tim terdiri dari, Disperindag, Bappeda, Polres Tanjung Balai dan Camat Datuk Bandar, Herry Gunawan.
Selama berada di kawasan SPBBE tersebut, kata dia, tim tersebut memantau proses pengisian elpiji tiga kg dan kelengkapan peralatan, seperti alat pemadam kebakaran, tabung air dan pengamanan tabung besar elpiji, serta peralatan kerja karyawan.
Terkait kelangkaan dan kenaikan harga gas elpiji bersubsidi, Damanik menyatakan siap bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait di Tanjung Balai untuk mencari tahu penyebnya.
SPPBE Tomimaru Gasindo, menurut Damanik, selama ini hanya menyalurkan gas elpiji tiga kg kepada agen yang memiliki delivery order (DO) dari PT Pertamina.
"Transaksi keuangan nggak ada di sini. Kami (Tomimaru) hanya mengelola pengisian dan melayani sejumlah agen yang punya DO resmi dari Pertamina," ucap dia. (Yan)
Editor: T. Nico Adrian
