Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, kembali bertambah. Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapsel mencatat 46 orang meninggal dunia, 52 orang hilang, dan 38 warga mengalami luka berat.
Kepala Pelaksana BPBD Tapsel, Julkarnaen Siregar, mengatakan pembaruan data terus dilakukan seiring pencarian dan evakuasi yang masih berlangsung. “Kita akan terus update dampak bencana yang melanda wilayah ini,” ujarnya kepada ANTARA, Minggu.
Sebaran korban meninggal berasal dari sejumlah kecamatan, yakni Kecamatan Sipirok (1 orang), Angkola Barat (2 orang), Batangtoru (31 orang), Angkola Sangkunur (9 orang), Angkola Selatan (2 orang), serta Marancar (1 orang). Batangtoru menjadi wilayah dengan dampak paling parah, menyumbang lebih dari setengah total korban meninggal.
Selain korban jiwa, BPBD melaporkan sedikitnya 4.766 warga juga mengungsi karena rumah dan fasilitas umum terdampak parah. Para pengungsi ditampung di rumah kerabat, Madrasah Purba Tua Sipirok, kantor kecamatan, Sopo Daganak, serta sejumlah lokasi lainnya yang dijadikan pos sementara.
Kerusakan material juga dilaporkan cukup luas, meliputi rumah penduduk, jalan, irigasi, persawahan, sekolah, jaringan air bersih, serta sejumlah fasilitas umum lain. Pendataan kerusakan menyeluruh masih dilakukan petugas di lapangan.
Banjir bandang dan longsor ini dipicu hujan deras berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah Tapsel sejak Senin (24/11/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. Derasnya curah hujan menyebabkan sejumlah sungai meluap dan material longsor menerjang permukiman warga.
BPBD mengungkapkan bencana ini berdampak pada 12 dari 15 kecamatan di Tapanuli Selatan. Wilayah terdampak meliputi Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tano Tombangan Angkola, Angkola Muaratais, dan Arse.
Hingga saat ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan terus melakukan pencarian terhadap warga hilang serta evakuasi korban. Bantuan darurat juga disalurkan ke titik-titik pengungsian yang masih membutuhkan logistik, air bersih, dan layanan kesehatan.
Pemerintah daerah mengimbau warga di wilayah rawan bencana agar tetap waspada karena cuaca ekstrem. Kemungkinan besar korban-korban akan terus bertambah.
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2025