Tapanuli Selatan (ANTARA) - Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, kembali bertambah. Data terbaru BPBD Tapsel yang dirilis hingga pukul 00.01 WIB, Senin, mencatat 50 orang meninggal dunia, 46 orang masih hilang, serta 49 warga mengalami luka berat.
Kepala Pelaksana BPBD Tapsel, Julkarnaen Siregar, mengatakan pembaruan data dilakukan setiap saat mengikuti perkembangan pencarian dan evakuasi di lapangan. “Kita akan terus update dampak bencana yang melanda wilayah ini,” ujarnya kepada ANTARA.
Korban meninggal tersebar di sejumlah kecamatan. Di Sipirok tercatat 1 orang meninggal dan 2 masih hilang, Angkola Barat 2 orang, Batangtoru 31 orang dengan 31 warga masih hilang, Angkola Sangkunur 10 orang dengan 13 masih hilang, Angkola Selatan 2 orang, dan Marancar 1 orang. Kecamatan Batangtoru menjadi wilayah dengan dampak terparah.
Selain korban jiwa, jumlah pengungsi juga terus meningkat. BPBD mencatat sedikitnya 5.366 warga mengungsi karena rumah dan fasilitas umum di kawasan terdampak mengalami kerusakan berat. Pengungsian tersebar di rumah kerabat, Madrasah Purba Tua Sipirok, kantor kecamatan, Sopo Daganak, dan sejumlah lokasi lain yang dijadikan pos sementara.
Kerugian material juga cukup signifikan. Kerusakan mencakup rumah penduduk, jalan, irigasi, persawahan, sekolah, jaringan air bersih, serta fasilitas umum lainnya. BPBD bersama perangkat kecamatan masih melakukan pendataan menyeluruh untuk memastikan skala kerusakan.
Bencana ini dipicu oleh hujan deras berintensitas tinggi sejak Senin (24/11/2025) pukul 07.00 WIB. Curah hujan ekstrem menyebabkan sejumlah sungai meluap dan material longsor menerjang permukiman warga, terutama di daerah bantaran sungai dan lereng perbukitan.
BPBD mengungkapkan bencana berdampak pada 12 dari 15 kecamatan di Tapanuli Selatan. Wilayah terdampak meliputi Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tano Tombangan Angkola, Angkola Muaratais, dan Arse.
Hingga kini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan terus melakukan pencarian terhadap warga yang masih hilang. Evakuasi dan penyaluran bantuan darurat juga terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan logistik, air bersih, dan layanan kesehatan bagi para pengungsi.
Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
