Tapanuli Selatan (ANTARA) - Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, kembali bertambah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapsel melaporkan total 43 orang meninggal dunia, meningkat dari sebelumnya 32 orang.
“Sementara korban yang meninggal berjumlah 43 orang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, Julkarnaen Siregar, kepada ANTARA, Jumat (28/11) malam.
Sebaran 43 Korban Meninggal Dunia: 1 orang di Kecamatan Sipirok; 1 orang di Kecamatan Angkola Barat; 31 orang di Kecamatan Batangtoru; 9 orang di Kecamatan Angkola Sangkunur; Dan 1 orang di Kecamatan Angkola Selatan.
Batangtoru menjadi wilayah dengan dampak paling parah, dengan jumlah korban mencapai lebih dari setengah total korban meninggal dunia. Selain korban jiwa, sedikitnya 3.805 warga mengungsi karena rumah dan fasilitas umum terdampak parah oleh bencana.
Julkarnaen menjelaskan bahwa bencana banjir bandang dan longsor ini terjadi setelah hujan deras berintensitas tinggi mengguyur wilayah Tapsel sejak Senin (24/11) sekitar pukul 07.00 WIB. Derasnya aliran air mengakibatkan meluapnya sungai dan runtuhnya sejumlah titik tebing di kawasan perbukitan.
Bencana ini diketahui berdampak luas hingga ke 11 kecamatan, yaitu:Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tano Tombangan Angkola, dan Angkola Muaratais.
Di katakan, BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, dan relawan hingga kini masih melakukan pencarian korban, pendataan kerusakan, serta penyaluran bantuan darurat bagi warga terdampak.
"Pemerintah daerah mengimbau masyarakat tetap waspada karena cuaca ekstrem berpotensi kembali terjadi dalam beberapa hari ke depan," pungkaanya.
