Ketua TP PKK Kota Tanjungbalai, Hj. Sri Silvisa Novita M.Syahrial ingin menjadikan "Kampung Batik" di Kelurahan Selat Tanjung Medan, Kecamatan Datuk Bandar Timur sebagai pusat produksi "Batik Kito" sekaligus destinasi wisata di daerah setempat.
Hal itu diungkapkan Hj. Sri Silvisa Novit M. Syahrial yang akrab disapa Vita dalam acara soft launching Kampung Batik di Sei Daun, Lingkungan V, Kelurahan Selat Tanjung Medan, Rabu (192).
Dia menjelaskan, saat ini sebanyak 40 kaum ibu di Kampung Batik itu sudah dilatih baik itu cara mencanting, mewarnai dan mendesain kain "Batik Kito" bermotif biota laut sebagai ciri khas Kota Tanjungbalai.
Baca juga: 2020, Pemkot Tanjungbalai targetkan 9.000 SHAT untuk masyarakat
Sejak dirintis pada 2016, saat ini produksi kain Batik Kito yang dikerjakan 7 orang pengrajin senior (udah mampu melatih) mencapai 15 helai per hari. Untuk batik tulis yang dikerjakan pengrajin dari Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Pulau Simardan, produksinya sudah mencapai 4 hingga 7 helai per minggu.
Untuk bahan baku seperti kain, alat canting dan pewarna masih didatangkan dari Pulau Jawa. Sedangkan pemasarannya sudah mulai menembus beberapa daerah seperti Lampung dan Papua. Targetnya bisa go internasional khususnya di kawasan Asia, yakni Malaysia.
Harga jual kain Batik Kito bervariasi sesuai kwalitas dan nilai seninya mulai dari Rp210 ribu hingga Rp500 ribu per helai. Sedangkan untuk harga batik tulis bisa mencapai jutaan rupiah per helainya.
Baca juga: Antisipasi virus Corona, Wali Kota Tanjungbalai cek terminal penumpang Teluk Nibung
"Selain untuk meningkatkan taraf perekonomian warga yang sudah dilatih menjadi pengrajin, Kampung Batik ini nanti juga diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata karena letaknya berdekatan dengan Pulau Beswesen yang sedang ditata menjadi objek wisata ," ujar Vita.
Dalam kesempatan itu, Vita juga mengimbau seluruh kalangan untuk menyintai lingkungan dengan cara mengurangi sekaligus memerangi sampah plastik.
Baca juga: Pemkot Tanjungbalai salurkan santunan anak yatim
"Dalam waktu dekat akan dilaksanakan gotong royong massal yang melibatkan semua kalangan. Targetnya membersihkan lingkungan dari sampah plastik yang ada di sungai maupun di wilayah pemukiman," ujar Vita.
Acara soft launching Kampung Batik yang dihadiri Wali Kota Tabjungbalai, HM Syahrial, Camat Datuk Bandar Timur, Waris, Lurah Selat Tanjung Medan, Rahmat Rambat serta melibatkan insan pers, aktivis mahasiswa dan masyarakat dirangkai makan bersama, lucky draw serta bermain jetsky di Sungai Asahan mengitari Pulau Beswesen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Hal itu diungkapkan Hj. Sri Silvisa Novit M. Syahrial yang akrab disapa Vita dalam acara soft launching Kampung Batik di Sei Daun, Lingkungan V, Kelurahan Selat Tanjung Medan, Rabu (192).
Dia menjelaskan, saat ini sebanyak 40 kaum ibu di Kampung Batik itu sudah dilatih baik itu cara mencanting, mewarnai dan mendesain kain "Batik Kito" bermotif biota laut sebagai ciri khas Kota Tanjungbalai.
Baca juga: 2020, Pemkot Tanjungbalai targetkan 9.000 SHAT untuk masyarakat
Sejak dirintis pada 2016, saat ini produksi kain Batik Kito yang dikerjakan 7 orang pengrajin senior (udah mampu melatih) mencapai 15 helai per hari. Untuk batik tulis yang dikerjakan pengrajin dari Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Pulau Simardan, produksinya sudah mencapai 4 hingga 7 helai per minggu.
Untuk bahan baku seperti kain, alat canting dan pewarna masih didatangkan dari Pulau Jawa. Sedangkan pemasarannya sudah mulai menembus beberapa daerah seperti Lampung dan Papua. Targetnya bisa go internasional khususnya di kawasan Asia, yakni Malaysia.
Harga jual kain Batik Kito bervariasi sesuai kwalitas dan nilai seninya mulai dari Rp210 ribu hingga Rp500 ribu per helai. Sedangkan untuk harga batik tulis bisa mencapai jutaan rupiah per helainya.
Baca juga: Antisipasi virus Corona, Wali Kota Tanjungbalai cek terminal penumpang Teluk Nibung
"Selain untuk meningkatkan taraf perekonomian warga yang sudah dilatih menjadi pengrajin, Kampung Batik ini nanti juga diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata karena letaknya berdekatan dengan Pulau Beswesen yang sedang ditata menjadi objek wisata ," ujar Vita.
Dalam kesempatan itu, Vita juga mengimbau seluruh kalangan untuk menyintai lingkungan dengan cara mengurangi sekaligus memerangi sampah plastik.
Baca juga: Pemkot Tanjungbalai salurkan santunan anak yatim
"Dalam waktu dekat akan dilaksanakan gotong royong massal yang melibatkan semua kalangan. Targetnya membersihkan lingkungan dari sampah plastik yang ada di sungai maupun di wilayah pemukiman," ujar Vita.
Acara soft launching Kampung Batik yang dihadiri Wali Kota Tabjungbalai, HM Syahrial, Camat Datuk Bandar Timur, Waris, Lurah Selat Tanjung Medan, Rahmat Rambat serta melibatkan insan pers, aktivis mahasiswa dan masyarakat dirangkai makan bersama, lucky draw serta bermain jetsky di Sungai Asahan mengitari Pulau Beswesen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020