Madina (ANTARA) - Bupati Mandailing Natal (Madina), Saipullah Nasution menempuh perjalanan selama empat jam menyusuri Sungai Parlampungan dengan perahu bermotor untuk mencapai kawasan terpencil Siulangaling, Kecamatan Muara Batang Gadis (MBG), Sabtu (13/12).
Wilayah Siulangaling merupakan salah satu daerah yang terdampak cukup parah akibat banjir pada November lalu. Kawasan ini mencakup empat desa, yakni Hutarimbaru, Lubuk Kapundung I, Lubuk Kapundung II, dan Ranto Panjang, dengan akses transportasi yang masih sangat terbatas.
Kedatangan Saipullah bersama rombongan bertujuan menyalurkan bantuan sekaligus menunjukkan kehadiran pemerintah daerah di wilayah yang selama ini terisolasi. Desa Hutarimbaru menjadi lokasi pertama yang dikunjungi.
Warga menyambut kedatangan rombongan dengan penuh haru saat perahu merapat. Anak-anak hingga orang tua tampak antusias menyapa. Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke Desa Lubuk Kapundung I yang tiba bertepatan dengan waktu salat Ashar.
Usai melaksanakan salat berjemaah, Saipullah menemui warga dan menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan kehadiran pemerintah daerah setelah bencana terjadi.
“Maaf kami baru bisa hadir. Tiga hari setelah bencana kami sebenarnya sudah berada di Singkuang dan berencana ke sini, namun akses menuju lokasi belum memungkinkan dilalui,” ujar Saipullah.
Ia menegaskan Pemkab Madina terus memantau kondisi Siulangaling melalui laporan kecamatan dan desa. Permintaan maaf tersebut disambut baik oleh warga yang kemudian menyampaikan keluhan terkait jembatan, akses jalan, transportasi, dan listrik.
Tokoh masyarakat Siulangaling, Muaja, mengungkapkan bahwa masyarakat di wilayah itu belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan akibat keterbatasan infrastruktur. Ia menyebutkan, dari sekitar 2.500 kepala keluarga atau 8.000 hingga 10.000 jiwa yang mendiami Siulangaling, sekitar separuh warga belum pernah melihat kendaraan roda empat.
Muaja juga memaparkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan warga hanya untuk mencapai akses jalan darat.
“Sekitar Rp800 ribu baru kami bisa menginjak kendaraan roda empat,” ungkapnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Saipullah menyampaikan bahwa kunjungannya ke Siulangaling juga bertujuan mendata langsung kondisi infrastruktur serta melakukan survei ke sejumlah titik yang membutuhkan rehabilitasi.
Terkait kelistrikan, Saipullah menyebut sebanyak 23 desa di Madina telah diusulkan ke Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk mendapatkan layanan listrik tenaga surya.
“Seharusnya akhir tahun ini sudah mulai dikerjakan, namun pelaksanaannya tertunda akibat bencana,” jelasnya.
Sementara itu, untuk akses jalan darat, Pemkab Madina terus mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat. Saipullah mengungkapkan pihaknya baru menerima surat dari Kementerian Kehutanan terkait pengajuan pinjam pakai kawasan hutan guna membuka akses jalan dari Nagajuang menuju Siulangaling.
“Kami diminta segera mengajukan proposal sebagai syarat pembangunan akses jalan tersebut,” pungkasnya.
