Medan (ANTARA) - Praktisi energi Ismoyo Hadi menilai situasi kali ini merupakan salah satu tantangan distribusi BBM wilayah bencana memerlukan waktu untuk itu masyarakat diminta tidak "punic buying".
"Situasi kali ini merupakan salah satu tantangan distribusi BBM paling berat dalam beberapa tahun terakhir," ujar Ismoyo dalam keterangan diterima di Medan, Selasa.
Ia meyakini Pertamina mampu melewati kondisi ini dengan pengalaman panjang dalam menangani krisis serupa. Karena struktur distribusi Pertamina sejati telah dirancang dalam tiga moda utama yaitu darat, laut, dan udara.
Namun, pada kondisi banjir yang bersifat masif seperti saat ini, jalur darat menjadi moda yang pertama dan paling banyak lumpuh karena akses jalan terputus, jembatan rusak, hingga area distribusi yang terendam.
"Melihat banjir secara menerus, modul darat sudah pasti akan banyak yang terputus dan terkendala. Hanya laut dan udara yang mungkin bisa jalan," ujarnya.
Namun, moda laut pun terbatas karena hanya dapat menjangkau pelabuhan. Untuk distribusi ke titik-titik terisolasi, satu-satunya opsi realistis adalah moda udara.
Menurutnya, helikopter menjadi pilihan paling efektif untuk menembus daerah yang terputus total dari akses darat.
“Alternatif yang paling mungkin adalah moda udara dengan bantuan TNI-Polri,” kata Ismoyo.
Belajar dari pengalaman bencana sebelumnya seperti gempa Palu maupun banjir Kalimantan Selatan, Pertamina terbukti mampu memulihkan distribusi BBM meski menghadapi hambatan ekstrem.
Ismoyo menilai pengalaman tersebut menjadi modal utama Pertamina dalam menghadapi bencana banjir kali ini.
“Insya Allah, Pertamina yang punya sejarah dan pengalaman panjang bisa mengatasi hal ini dengan bantuan semua pihak,” tegasnya.
Dia yakin distribusi BBM dapat dipulihkan sepenuhnya. Menurutnya, kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI-Polri, dan BNPB menjadi kunci percepatan pemulihan suplai energi.
“Yakin dengan dukungan semua pihak, masalah distribusi BBM di wilayah-wilayah terdampak pasti bisa teratasi,” tegasnya.
Kepada masyarakat, Ismoyo berpesan agar tetap tenang dan tidak melakukan panic buying. Pertamina, menurutnya, terus berupaya mengirimkan BBM melalui seluruh instrumen yang dimiliki meski harus menghadapi blokade alam.
“Butuh waktu untuk sampai ke end user. Diharapkan masyarakat sabar dan tenang, dan berhemat dengan stok BBM yang ada,” tuturnya.
Selain itu, ia menyoroti munculnya praktik penimbunan BBM dan lonjakan harga eceran di tengah situasi krisis sebagai tindakan yang tidak dapat ditoleransi. Ia menegaskan bahwa aparat keamanan harus bertindak tegas.
“Wajib hukumnya TNI Polri menegakkan hukum di lapangan. Musibah nasional ini harus melahirkan rasa gotong royong, bukan aji mumpung,” ungkapnya.
