Tapanuli Utara (ANTARA) - Lembaga Pelatihan Kerja "Sending Organization" Mori Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara menggelar seleksi untuk sebanyak 80 orang calon tenaga kerja migran yang akan mengikuti magang ke Jepang.
"Saat ini LPK SO Mori menggelar seleksi tahap satu untuk program pemagangan ke Jepang," ungkap Direktur Utama LPK SO Mori, Rijen Alam Sinurat didampingi Direktur Pemasaran Golmen Lumbanraja, Minggu (16/11).
Disebutkan, meski berdasarkan data awal terdapat sebanyak 80 calon pekerja migran, namun dalam proses pendataan akhir manajemen LPK SO Mori, tersisa sebanyak 61 calon pekerja migran yang berhak mengikuti tahapan seleksi pertama dalam kegiatan yang digelar di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Kegiatan seleksi tahap pertama yang diisi dengan sesi pengetahuan materi bahasa Jepang dan Inggris, matematika, psikotes, hingga permainan kartu "trump" sebagai tes kemampuan pengambilan keputusan yang tepat dilaksanakan oleh LPK SO Mori dan ditinjau langsung oleh Keizo Ota, selaku owner Oshin Jo.Jp yang merupakan perusahan bidang jasa penyediaan tenaga kerja asing negeri sakura Jepang.
Sementara seleksi tahap kedua akan dilakukan pada 27 September 2025 untuk sesi wawancara peserta via zoom dengan perwakilan perusahaan tempat peserta nantinya bekerja.
Rijen Alam Sinurat juga mengajak pemuda pemudi yang ingin bekerja ke Jepang melalui LPK miliknya yang sudah memiliki ijin SO untuk penyelenggaraan pemagangan dari Kementerian Tenaga Kerja RI.
"Harapan kita, seluruh peserta saat ini bisa lulus seleksi dan akan bekerja di delapan perusahaan di Jepang," imbuhnya.
Menurut Keizo Ota, pihaknya siap menyalurkan 300 hingga 500 tenaga kerja migran di bidang industri dan tenaga medis, sebab banyak perusahan di Jepang tertarik merekrut tenaga kerja dari Indonesia karena pada dasarnya tenaga kerja asal Indonesia lebih ramah dan mudah bersosialisasi.
"Jangan pernah takut untuk bekerja di Jepang, karena pemerintah Jepang menjamin seluruh keamanan dan kenyamanan bagi tenaga kerja asing termasuk fasilitas asuransi dan kesehatan," ungkap Keizo Ota dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan penerjemahnya.
