Sergai (ANTARA) - Terjawab sudah, keseringan nelayan tewas di Perairan Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai (Sergai) akibat beting yang berbentuk horizontal sekitar 1,5 mil dari bibir pantai Sialang Buah.
Beting ini lah membuat nelayan di Sialang Buah selalu menghantui mereka saat akan pergi melaut maupun perjalan pulang karena dapat membahayakan nelayan terutama disaat cuaca buruk.
" Beting di laut Sialang Buah itu bentuknya memanjang, mendatar dan itu harus dilewati kapal nelayan karena merupakan jalur untuk pulang" Ujar Syahrial Kades Sialang Buah Rabu (29/10/2025).
Setiap tahun dikatakan Syahrial tetap ada korban nelayan yang tenggelam, dan lokasinya pasti di beting itu. Begitu juga dengan korban Adi Jawa yang sampai saat ini belum ditemukan. Lokasinya juga di beting.
" Jika cuaca buruk ombak di beting itu cukup tinggi lalu menghempas dan itu harus dilalui nelayan kita, jika sampan melintas di beting dalam kondisi ombak besar, sampan pasti akan terbalik, karena rata-rata sampan nelayan tradisional kita berukuran kecil" papar Syahrial.
Kini korban selanjutnya Adi Jawa yang hilang akibat cuaca buruk Kamis (23/10/2025) hingga saat ini Adi Jawa belum juga ditemukan. Pencarian yang dilakukan tim SAR resmi dihentikan karena sudah memasuki 7 hari, sesuai standar operasional prosedur (SOP) pencarian korban tenggelam.
Komandan Tim SAR Basarnas Sumut, Rori, menyebut seluruh unsur SAR telah berupaya maksimal. Meski begitu, hingga batas waktu pencarian, korban belum ditemukan.
“Tim SAR gabungan telah berusaha semaksimal mungkin, termasuk menggunakan alat pendeteksi digital Aquaawy. Namun hingga hari terakhir, jasad korban belum ditemukan,” ujarnya kepada Antara di Posko Basarnas pantai Sialang Buah.
Rori menjelaskan, alat Aquaawy rutin dipakai Basarnas dalam operasi pencarian korban dan memiliki tingkat akurasi mencapai 90 persen. Salah satu penggunaannya sebelumnya diterapkan dalam operasi pencarian di Jembatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada 2025.
Selain operasi pencarian di laut, keluarga korban turut melakukan prosesi tabur bunga di lokasi kejadian sebagai bentuk doa dan keikhlasan.
Meski fase pencarian aktif dihentikan, Basarnas menegaskan operasi SAR belum ditutup sepenuhnya dan akan dilanjutkan melalui pemantauan lanjutan apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Sementara itu, Komandan Pos TNI AL Letu Laut (S) Pantas Pangaribuan menegaskan dukungan penuh terhadap operasi ini. “Sebagai unsur TNI Angkatan Laut, kami mendukung sepenuhnya pelaksanaan operasi SAR, termasuk dengan unsur udara,” katanya.
Tim SAR juga mengimbau nelayan dan wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat kondisi cuaca ekstrem berdasarkan peringatan BMKG.
