Medan (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) Regional Sumatera Utara (Sumut) menyatakan bahwa penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah itu mencapai 930 ribu orang.
"Jumlah penerima manfaat 930 ribu orang dilayani oleh 322 SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)," kata Kepala BGN Regional Sumut T Agung Kurniawan dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut di Medan, Rabu.
Ia menjelaskan pemerintah provinsi (pemprov) memperketat monitoring dan memperkuat penerapan Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Ia mengatakan saat ini ada 322 SPPG di wilayah Sumut dengan target 1.742 unit SPPG.
Dari 322 unit SPPG tersebut, jumlah tenaga kerja yang diserap sekitar 10.000 orang dan akan terus bertambah.
"Jadi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu kolaborasi bersama-sama menyukseskan program ini," kata dia.
Penerima manfaat program MBG ini terdiri atas golongan peserta didik, yaitu PAUD hingga SLTA, dan golongan nonpeserta didik, seperti ibu hamil, menyusui, dan balita.
"Untuk mengantisipasi keracunan makanan, Pemprov Sumut memperkuat penerapan SLHS untuk SPPG. Selain itu, monitoring secara ketat pencegahan keracunan MBG," kata Agung.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Hamid Rijal menyebutkan SLHS menjadi syarat kewajiban yang harus dimiliki SPPG sebagai dapur MBG.
"Oleh karena itu, Pemprov Sumut akan memperketat penerbitan sertifikat ini," katanya.
Pemprov Sumut melakukan monitoring terhadap bahan pangan kedaluwarsa, lalu cara pengelolaan, kesehatan karyawan SPPG, pengemasan, serta distribusi makanan dan minuman MBG.
“Untuk makanan dan minuman, kita akan melakukan uji sampel saat masih di dapur dan juga setelah sampai ke penerima manfaat," kata dia.
Sampel MBG yang akan diuji ini, kata dia, dikirim ke laboratorium kesehatan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Pemprov Sumut.
Pengujian ini juga akan menjadi indikator penerbitan SLHS untuk SPPG.
"Kita kirim sampelnya kedua laboratorium milik Kemenkes di sini, dan labkesda kita sendiri. Kita ingin memastikan tidak ada bahan kimia, bakteri atau virus berbahaya mengontaminasi makanan MBG," kata Hamid.
