Medan (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, terus melakukan sosialisasi program Bangga Kencana, dalam hal ini Keluarga Berkualitas Indonesia Emas.
Kali ini, Kemendukbangga atau yang lebih sering kita dengar BKKBN Menggelar sosialisasi program bangga kencana Bersama mitra kerja di Kec. Bilah Hulu, Kab. Labuhanbatu, Prov. Sumatera Utara, Jum’at 18 Juli 2025.
Acara sosialisasi itu di ikuti ratusan peserta, Meliputi masyarakat sekitar, Aparat Desa/Kelurahan, Tokoh Masyarakat Kecamatan dan Tokoh Agama.
Acara ini juga mendatangkan beberapa narasumber, yaitu Sihar P.H Sitorus selaku anggota Komisi IX DPR RI, Fatmawati, ST. M. Eng selaku Kepala Perwakilan Bkkbn Provinsi Sumatera Utara dan Nurhetti L. Tobing, SKM, MKM selaku Kabid KB DPPKB Labuhanbatu.
Kegiatan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Selanjutnya, sosialiasi diisi oleh para pemateri atau narasumber tentang program Bangga Kencana. Diantaranya, Anggota Komisi IX DPR RI Sihar Sitorus.
Ia mengatakan melalui BKKBN ini topiknya keluarga Indonesia emas. Dalam masa saat ini kualitas itu penting, dan ini berkaitan dengan ekonomi. Kita ingin memberikan Pendidikan yg baik untuk keluarga kita maupun Kesehatan.
Kualitas anak juga sangat penting, kita sebagai orang tua mengharapkan anak kita tumbuh dengan baik dan sehat serta berkualitas.
Dengan itu kita perlu menjaga dan memberikan asupan gizi anak yang baik. Tentunya dalam hal ini peran kami di Komisi IX, Memberikan pendamping kepada ibu hamil melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Dr. Fatmawati, ST., M.Eng juga menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam implementasi Program Bangga Kencana.
"Untuk para Gen Z jangan terburu-buru menikah. Usia ideal menikah menurut Kemendukbangga/BKKBN yaitu 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria. Perhatikan aspek kesiapan psikis, mental, kesehatan dan agama. Jika dirasa sudah siap dalam segala aspek, silakan menikah. Agar menghasilkan keturunan yang sehat, berkualitas, dan tidak stunting," ucap Kaper Fatmawati.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat, khususnya remaja dan keluarga muda di Labuhanbatu, semakin sadar akan pentingnya perencanaan kehidupan berkeluarga demi menyongsong Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Tim Kerja Penggerakan, Promosi dan KIE BKKBN Sumut, Ari Armawan, S.Kom beserta tim, perwakilan dari Dinas PPKB Labuhanbatu serta masyarakat Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu dengan penuh antusiasme.
Disisi lain ibu Nurhetti yang akrab di sapa Bu Tobing menyampaikan paparannya, salah satunya mengenai Kontrasepsi, saat ini salah satunya MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) terdiri dari implan, IUD (spiral), tubektomi (MOW), dan vasektomi (MOP).
Perlu adanya perencanaan yang baik, seperti yel-yel nya BKKBN "Hidup Berencana Itu Keren". ini perlu kita pahami, kini ada program pemerintah untuk mencegah stunting. bagaimana memenuhi asupan gizi yang tercukupi, dimulai dari catin (calon pengantin).
Pendewasaan usia perkawinan, bagi laki-laki usia minimal 25 tahun bagi perempuan 21 tahun, hindari perkawinan usia dini, hindari sex bebas.
