Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution memulai program Fast Track Youngpreneur (FYP) 2025 pada 1.700 kewirausahaan muda untuk menggerakkan roda ekonomi dan membuka lapangan kerja.
"Yang pasti kita ingin upskill, setelah upskil kita juga ingin memastikan mereka punya tempat dan ruang," ucap Bobby memulai program FYP 2025 di Kantor Gubernur Sumut, Senin.
Selain di dunia digital, lanjut dia, juga di tempat-tempat keramaian yang dinilai ramai pengujung, dan tempat yang baru di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Gubernur terus mendorong kewirausahaan muda, termasuk peningkatan level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program Fast Track Youngpreneur 2025.
"Tempat berkumpulnya pelaku UMKM, dan mereka bisa berjualan di sana. Kita juga ingin buat aturannya agar swalayan modern bisa menerima produk para pelaku UMKM," kata Bobby.
Menurut dia, bahwa pelaku UMKM kabupaten/kota se-Sumut memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Data Badan Pusat Statitik (BPS) menyebutkan, bahwa 60 persen populasi Sumut merupakan kelompok usia produktif atau sekitar 9 juta jiwa dan merupakan potensi besar bagi kewirausahaan.
"Sekitar 5 persen dari usia produktif itu menjadi wirausaha aktif, berarti ada sekitar 450.000 usaha baru. Kalau usaha tersebut rata-rata butuh 2-3 karyawan, maka diperlukan 1,3 juta tenaga kerja," tutur dia.
Selain itu, ucap Bobby, dampaknya itu akan sangat besar, karena di negara maju rata-rata sekitar 4,5 persen populasi produktifnya berwirausaha.
Gubernur juga menyatakan, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2028-2029 sebesar 8 persen, dan hanya bisa terwujud bila setiap daerah memberi kontribusi perekonomian, termasuk Sumatera Utara.
"Dari 8 persen target nasional, kira-kira Sumut berkontribusi 6,8 hingga 7,2 persen pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai itu, maka dibutuhkan investasi," paparnya.
Ia juga melanjutkan, jika hitung-hitungan Bank Indonesia sebesar Rp58 triliun per tahun, sedangkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Pemprov Sumut sekitar Rp100 triliun per tahun.
"Itu tidak hanya dari industri besar, tetapi juga dari teman-teman UMKM," jelas Bobby.
Pemprov Sumut berupaya mendorong pertumbuhan dan peningkatan level UMKM lewat program khusus, kemudian kebijakan, pembukaan sental UMKM, mempermudah akses mitra pemerintah, dan lainnya.
"Pemprov Sumut harus bisa menjaga ekosistem pelaku usaha, dunia usaha, khususnya UMKM ini bisa survive. Seperti program FYP ini bertujuan meningkatkan mental entrepreneur di kalangan anak muda," tegas Bobby.
Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Sumut Naslindo Sirait mengatakan, program FYP 2025 bertujuan mengakselerasi 1.700 pelaku UMKM.
Pihaknya berharap pelaku UMKM sebagai pemula atau sudah mapan bisa membuka lapangan usaha baru atau meningkatkan skala usaha.
"Untuk mewujudkan ini kita merancangnya secara komperhensif di mana menu yang dilatihkan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan UMKM," kata Naslindo.
Veronica Zebua, peserta FYP 2025 mengaku acara ini membuat dirinya lebih percaya diri memasarkan produknya dan ditambah dukungan dari Gubernur Sumut Bobby Nasution terhadap UMKM.
"Awalnya kurang pd (percaya diri) karena saya pemula sekali, sekarang udah pd habis ikut pelatihan. Apalagi Pak Bobby memberi dukungan penuh, saya makin percaya diri," ucal Veronica Zebua, pelaku UMKM kue kacang asal Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.