Tapanuli Selatan (ANTARA) - Meski mengalami penurunan pengunjung sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Mandiri Desa Perkebunan Angkola Sangkunur, tetap menunjukkan taji dalam mengelola sektor pariwisata desa secara produktif dan berkelanjutan.
Sejak resmi berdiri tahun 2018, Taman Mini Sangkunur Indah (Tamsi) yang berada di bawah pengelolaan BUMDesa Mandiri terus berkembang menjadi salah satu destinasi wisata andalan di wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel).
Selama libur Lebaran 1446 H/2025 M (1–6 April), Tamsi mencatat rata-rata 200 pengunjung per hari, dengan total omzet mencapai Rp17.154.000 selama 6 hari, atau sekitar Rp2.859.000 per hari sebelum dipotong biaya operasional dan gaji pekerja.
Yang patut diapresiasi, BUMDesa Mandiri turut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mempekerjakan 13 orang warga lokal dalam pengelolaan Tamsi—sebuah bukti nyata bahwa wisata desa bisa menjadi sumber ekonomi bersama.
Kepala Desa Perkebunan Angkola Sangkunur, Julianto kepada Antara, Selasa (8/4), menyampaikan bahwa meski tahun ini terjadi penurunan pengunjung sekitar 20 persen—terutama karena banyak pemudik tidak pulang kampung—BUMDesa tetap berhasil menjaga stabilitas operasional dan layanan.
“Alhamdulillah, meski ada penurunan, Tamsi tetap ramai. Pengunjung puas dengan suasana alami, kebersihan yang terjaga, dan fasilitas lengkap yang dikelola oleh BUMDesa,” ungkapnya.
Fasilitas di Tamsi terbilang lengkap dan terus dikembangkan: pendopo, area kuliner, mushola, karaoke keluarga, tempat bermain anak, hingga aula serbaguna—semuanya berlokasi tepat di tepi sungai jernih yang menambah suasana sejuk dan nyaman.
Ke depan, kata Julianto, BUMDesa Mandiri berencana menambah wahana edukasi dan taman tematik agar daya tarik Tamsi semakin meningkat dan bisa menarik lebih banyak wisatawan dari luar daerah.
Tamsi menjadi contoh bagaimana desa bisa mandiri dan berkembang melalui pengelolaan aset lokal yang kreatif, profesional, dan berbasis pemberdayaan masyarakat.