Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Muryanto Amin melantik sebanyak 2.602 wisudawan yang telah menyelesaikan studinya periode Agustus hingga Oktober 2024 di perguruan tinggi negeri tertua di Sumatera itu.
"Lulusan USU periode ini terdiri dari 865 orang atau 33.24 persen pria dan 1.737 orang atau 66.76 persen adalah wanita," kata rektor pada prosesi wisuda tersebut di Medan, Jumat.
Secara rinci wisudawan dan wisudawati tersebut terdiri dari Program Doktor 38 orang, Program Magister 239 orang, Program Pendidikan Spesialis 55 orang, Program Dokter Jenjang Magister 54 orang, Pendidikan Profesi 350 orang, Program Sarjana 1.715 orang dan Program Diploma 151 orang.
Dalam kesempatan itu ia menyampaikan saat ini di USU telah tersedia Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) guna mencetak doktor muda dalam empat tahun.
Program tersebut didanai APBN dengan beasiswa penuh mencakup biaya kuliah, uang saku, peluang publikasi internasional, dan kerja sama luar negeri.
USU telah meluluskan 12 mahasiswa PMDSU jenjang Magister dalam setahun, dengan jumlah publikasi internasional per lulusan berkisar antara 2 hingga 11.
"Mahasiswa USU berpredikat cumlaude dapat mengikuti seleksi program itu yang mendukung visi Indonesia Emas 2045 serta meningkatkan daya saing di tingkat global," katanya.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan hampir seluruh kehidupan manusia di dunia saat ini, mengalami perubahan yang begitu cepat dan munculnya beragam variasi tantangan global yang tidak pernah berhenti.
Revolusi Industri 4.0 yang memperluas perkembangan teknologi semakin memperjelas bahwa kita harus mampu beradaptasi dengan cepat untuk bertahan, tumbuh dan berkembang.
Pandemi COVID-19 telah mempercepat proses digitalisasi dengan cara yang luar biasa, memaksa kita untuk bertransformasi dalam waktu singkat.
Namun, transformasi digital ini lebih dari sekadar adopsi teknologi, tetapi juga mengarah pada perubahan pola pikir, sikap, dan prilaku yang mendalam.
Perubahan itu tidak hanya mengubah kehidupan keseharian manusia, tetapi juga merombak struktur dan dinamika industri global. Sekarang, hampir setiap sektor industri bergantung pada teknologi digital untuk berinovasi, meningkatkan efisiensi, dan memperluas pasar.
"Untuk itu agar dapat bersaing di dunia yang sangat dinamis ini, pemahaman terhadap budaya digital menjadi semakin penting," katanya.