Aekkanopan (ANTARA) - Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan setiap tahun tidak terlepas dari adanya ijtihad resolusi jihad oleh para ulama dan kiai pasca Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno - Hatta.
Setelah proklamasi, para penjajah masih ingin tetap terus menancapkan cengkeramannya di republik yang masih belia tersebut. Melihat hal itu, para kiai dan ulama mengeluarkan ijtihad Jihad pada 22 Oktober 1945.
Hal itu disampaikan Al Ustadz H Husin Sitorus SSosI saat memberi tausiah pada Safari Subuh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Labuhanbatu Utara di Masjid Al Ikhlas Simpangempat Marbau, Minggu (10/11).
"Resolusi jihad itulah yang sekarang diperingati sebagai Hari Santri," jelasnya dalam acara yang dihadiri Sekretaris DMI Labura Suriatin SPdI, Bendahara DMI H Syafril Azmi Sarumpaet MA dan sejumlah pengurus lainnya.
Untuk itu, Husin mengajak umat Islam agar dapat menauladani apa yang telah dibuat para pahlawan dimasa lalu. Caranya dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif sehingga dapat memajukan bangsa dan negara.
Pada bagian lain, Husin juga mengingatkan umat agar jangan selalu menganggap sesuatu itu sederhana. Seperti penyebutan Ahad untuk hari Minggu, menurutnya hal itu menghilangkan makna yang penting bagi umat.
"Ahad merupakan hari pertama dalam Islam. Selain itu Ahad juga menunjuk tauhid Islam yang mempercayai Allah itu Esa," jelasnya pada acara yang dihadiri Camat Marbau Muhammad Ali, mantan Ketua MUI Labura H Maksum Makmun, pengurus BKM Al Ikhlas serta puluhan jamaah.
Turut memberikan sambutan pada acara itu mewakili Ketua DMI Labura yang disampaikan H Syaiful Azhar Tanjung MSi, Camat Marbau Muhammad Ali dan dari BKM Al Ikhlas. Pada kesempatan itu, DMI menyerahkan sertifikat dan cinderamata kepada pengurus BKM Al Ikhlas.