Ternyata ini kunci pertumbuhan laba BSI capai 21,60 persen
Selasa, 29 Oktober 2024 22:37 WIB 3006
Di sisi lain, DPK dari Tabungan Bisnis BSI sendiri per September 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 34,83 persen (yoy). Tabungan Bisnis BSI merupakan produk perbankan yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan finansial bisnis, baik itu usaha mikro, kecil, maupun menengah, ujar Hery Gunardi.
Untuk Tabungan Wadiah juga tumbuh 19,04 persen, BSI juga menawarkan nasabah produk yang khas syariah seperti Tabungan Haji BSI yang pada triwulan III 2024. Tabungan Haji melonjak hingga 16,47 persen dengan penetrasi sebanyak 5,39 juta rekening. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan posisi BSI sebagai market leader Tabungan haji di Indonesia.
Dengan struktur pendanaan yang baik, BSI dapat menawarkan pembiayaan kepada nasabah dengan kualitas terjaga. Tercatat pada triwulan III 2024, total pembiayaan BSI mencapai Rp267,06 triliun tumbuh 15,28 persen, tumbuh diatas rata-rata industri yakni 11,30 persen per Agustus 2024.
Semua segmen tumbuh positif double digit di mana segmen Wholesale tumbuh 12,17 persen, Retail 17,30 persen dan Consumer tumbuh 16,27 persen. Pertumbuhan pembiayaan yang positif diiringi dengan kualitas yang sehat dengan NPF Gross sebesar 1,97 persen.
Dari beberapa produk pembiayaan BSI terdapat Produk Cicil Emas yang pertumbuhannya meningkat 143,41 persen dan memiliki NPF sebesar 0,00 persen. Produk ini merupakan unique product BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi seiring dengan meningkatnya tren investasi emas. Pembiayaan cicil emas BSI naik 5-6 kali lipat sejak merger yang dipicu peningkatan harga emas secara signifikan.
Hery menambahkan dari disiplin pada fokus bisnis meningkatkan pendapatan margin bagi hasil bank sebesar Rp18,41 triliun tumbuh 11,98 persen (yoy), sementara di sisi lain Fee Based Income juga tumbuh 30,14 persen (YoY) menjadi Rp3,94 triliun, menjadikan PPOP BSI sebesar Rp8,52 triliun tumbuh 7,61 persen (YoY). Di sisi lain dengan kualitas terjaga ditandai dengan menurunnya NPF gross ke level 1,97 persen dan cost of credit ke level 0,97 persen.
Ia menyebutkan, aset BSI per posisi September mencapai Rp371 triliun tumbuh 15,91 persen (YoY) dengan Return of Equity (ROE) berada pada posisi 17,59 persen.