Medan (ANTARA) - Menjelang penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON XXI) Aceh- Sumut 2024, atlet, ofisial dan pendukung kontingen dari berbagai provinsi di Indonesia memburu kuliner khas Kota Medan untuk dijadikan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke daerah asalnya.
Pantauan di pusat penjualan kuliner di Jalan Mojopahit, Kota Medan, Kamis, terlihat para pengunjung dengan seragam kontingen provinsi yang mengikuti PON sampai antre untuk membeli berbagai jenis kue khas daerah itu.
Beberapa pilihan oleh- oleh khas Medan seperti bolu gulung, lapis legit, teri medan, hingga kopi dan souvenir lainnya ramai diborong, bahkan para pengunjung rela mengantre mendapatkan kuliner khas kota terbesar di Pulau Sumatera itu.
Harga bika ambon bervariasi antara Rp70.000-Rp100.000 per kotak, lapis lengit dari harga Rp85.000 sampai Rp165.000 per kotak. Para pedagang mengaku tidak ada kenaikan harga dari sebelumnya.
Nana, Supervisor toko kuliner Zulaikha Kota Medan, mengatakan penjualan di semua cabang mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir atau menjelang penutupan PON XXI Aceh-Medan 2024.
"Penjualan setiap harinya meningkat saat PON, bahkan sudah ada yang pesan jauh- jauh hari karena takut kehabisan, apalagi jelang penutupan ini kita terima orderan dari jauh hari, ” ujarnya seraya menyebutkan terjual sekitar 900 kotak kue bika ambon.
“Biasanya satu hari kita produksi hanya 300 kotak, tapi saat PON bisa sampai 900 kotak dan kadang juga kurang, untuk bika ambon paling banyak peminatnya, jam 12 siang saja produk udah habis diborong,” lanjutnya.
Selain bika ambon, Nana juga menyebutkan penjualan bolu gulung, lapis legit , ikan teri medan, sirup markisa hingga kopi juga ramai diborong pembeli.
Tak hanya di toko Zulaikha, pengunjung dari beberapa daerah juga terlihat ramai memadati toko bolu Meranti.
Beberapa orang yang memakai kaos kontingen PON seperti asal Riau, Palembang, Kalimantan hingga Papua terlihat sibuk mengemas pesanan hingga beberapa kotak.
“Kami sudah pesan kue ini jauh hari, takut kehabisan, ini beli sampai 50 kotak karena memang mau dibawa oleh anggota kontingen untuk dijadikan oleh- oleh ke saudara,” ujar Sahrul perwakilan kontingen Papua.