Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menyatakan peran penyuluh pertanian penting untuk mengawal target produksi padi di wilayahnya.
"Penting bagi petani untuk didampingi dan dibimbing oleh para penyuluh ini," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini di Medan, Sumut, Selasa.
Juwaini menyebut, para penyuluh merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah yang berkomunikasi langsung ke kelompok-kelompok tani.
Ketika ada program atau instruksi dari pemerintah, dia menambahkan, penyuluh menerjemahkannya dengan taktis dan teknis di hadapan para petani.
"Para penyuluh itu juga membawa inovasi-inovasi baru yang dapat diterapkan di pertanian," tutur Juwaini.
Salah satu peran penting penyuluh, dia memaparkan, yaitu ketika terjadi perubahan iklim dan cuaca yang mengakibatkan kekeringan atau banjir di area persawahan.
Andai situasi tersebut hadir, penyuluh menjadi ujung tombak untuk membimbing petani menyiapkan yang diperlukan misalnya soal irigasi dan pompanisasi.
"Penyuluh bisa mencontohkan ke petani cara yang tepat," kata Juwaini.
Dia memaparkan, sampai saat ini, Sumatera Utara memiliki sekitar 4.000 penyuluh termasuk yang berstatus aparatur sipil negara.
Sementara secara nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan ada sekitar 47 ribu penyuluh di seluruh Indonesia.
Akan tetapi, Kementan menyebut, jumlah tersebut belum ideal karena di Indonesia terdapat kurang lebih 75 ribu desa yang memiliki potensi pertanian. Baiknya, menurut Kementan, ada satu penyuluh pertanian untuk setiap satu desa pertanian tersebut.
Sepanjang tahun 2024, Pemprov Sumut menargetkan bisa memproduksi 2.648.660 ton beras yang didapatkan dari 4.158.022 gabah kering giling (GKG).
Dengan kebutuhan beras di Sumut pada 2024 diprediksi 2.127.141 ton beras, maka diprediksi akan ada surplus 521.519 ton beras periode tersebut.