Bukan cuma itu, dia pun memastikan Disbudparekraf Sumut mendukung penuh acara-acara pariwisata dan budaya di Pulo Sibandang.
Satu di antaranya seperti Festival Kaldera Toba yang berlangsung pada 31 Mei-1 Juni 2024. Acara itu menampilkan berbagai aktivitas budaya setempat yang diikuti dengan edukasi kesehatan.
"Memang masih banyak yang perlu dilengkapi di Pulo Sibandang. Namun itu terus ditingkatkan bersama masyarakat. Apalagi akses ke Pulo Sibandang pun sudah baik," ujar Zumri.
Kawasan Pulo Sibandang merupakan salah satu dari 16 situs warisan geologi (geosite) di Toba Caldera UNESCO Global Geopark.
Baca juga: Pemprov: Trail of The Kings tambah agenda "sport tourism" Sumut
Pulo Sibandang adalah pulau yang terbentuk dari ledakan terakhir dan terhebat Gunung Purba Toba sekitar 74.000 tahun lalu. Kawasan Pulo Sibandang memiliki tiga desa yakni Desa Sibandang, Desa Papande dan Desa Sampuran.
Lokasi tersebut juga kaya akan budaya dan sejarah. Misalnya, di sana ada makam Raja Sorta Uluan dan benteng batu.
Selain itu, Desa Papande di Pulo Sibandang juga menjadi penghasil ulos harungguan yang masih diproduksi dengan alat tenun tradisional. Pulo Sibandang pun terkenal dengan tarian Hoda-hoda yang selalu dipadukan dengan seni bela diri khas Toba, mossak.
Kawasan Pulo Sibandang ditetapkan masuk ke jajaran 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2024 oleh Kemenparekraf RI.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov: Pulo Sibandang berpotensi jadi wisata unggulan di Danau Toba