Medan (ANTARA) - Srikandi PLN turut memantau operasi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, yang dianggap sebagai salah satu infrastruktur untuk membantu mewujudkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025.
"Srikandi PLN memastikan setiap komponen yang digunakan dalam pengoperasian (PLTBm-red) telah sesuai standar," ujar Srikandi PLN UP3 Medan Utara Rita Angraini di Medan, Senin.
Rita menyebut, penting bagi PLTBm berkapasitas 1x9,9 megawatt tersebut untuk mematuhi semua prosedur agar dapat menghasilkan listrik dengan maksimal.
Hal-hal seperti bahan bakar, yang mencakup kesesuaiannya dengan mesin, pengoperasian dan pengelolaan limbah serta emisi ditegaskan Rita tidak boleh melanggar regulasi.
PLTBm di Deli Serdang sendiri memanfaatkan limbah kayu karet dan replanting kebun milik PTPN III sebagai bahan bakar utama.
"Emisi yang dihasilkan wajib sesuai dengan standar baku mutu dari pemerintah," kata Rita.
Sementara General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara Saleh Siswanto menyatakan bahwa, usaha untuk memenuhi target bauran EBT menjadi salah satu penunjang terwujudnya "net zero emission" atau nol emisi karbon pada tahun 2060.
Saleh menggarisbawahi, gerak menuju kondisi tersebut harus disokong oleh semua pihak tanpa kecuali, tanpa membeda-bedakan gender.
"Dengan bergerak bersama-sama kami optimistis dapat membawa energi perubahan ke arah yang lebih baik bagi PLN dan kelistrikan Indonesia. Itu sesuai misi PLN menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi," kata Saleh.
Adapun net zero emission merupakan komitmen Pemerintah Indonesia yang ditargetkan mampu dicapai pada tahun 2060.
Nol emisi karbon adalah situasi saat jumlah emisi karbon yang dihasilkan ke atmosfer tidak lebih banyak dari emisi yang diserap bumi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Republik Indonesia menyatakan bahwa, untuk mewujudkan net zero emission itu, diperlukan transisi dari sistem energi yang digunakan saat ini ke sistem energi bersih.
Jumlah karbon atau gas emisi wajib dikurangi supaya tercapai kondisi seimbang antara kegiatan manusia dan keberlangsungan alam.