Medan (ANTARA) - Kredit Pintar sebagai platform fintech lending di Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif dengan besaran pinjaman kuartal I/2024 naik sebesar 3,4 persen di Sumatera Utara.
"Di Sumatera Utara pertumbuhan penyaluran pinjaman Kredit Pintar berkisar 3,4 persen dari kontribusi nasional," ucap Head of Business Kredit Pintar Kokko Cattaka dalam rilis di Medan, Jumat (10/5).
Sementara di Kota Medan, ungkap dia, menunjukkan pertumbuhan sekitar 48,26 persen dari total penyaluran pinjaman Kredit Pintar di wilayah Sumatera Utara.
Pihak melihat kebutuhan pendanaan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih sangat tinggi, tetapi sisi lain UMKM kerap terkendala akses permodalan.
Kredit Pintar saat ini menduduki peringkat #1 aplikasi pinjaman uang tunai paling banyak diulas di Google Playstore Indonesia diunduh 30 juta kali, rating Google 4,3 dari 5, dan Apple Store (IOS) rating 4,7 dari 5 dengan dua juta review.
Platform fintech lending terkemuka di Indonesia, Kredit Pintar berlisensi, terdaftar, dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berdiri sejak 2017 hingga kini memiliki lebih dari tujuh juta nasabah.
"Kami platform fintech lending berupaya menyediakan solusi alternatif pendanaan bagi pelaku UMKM, sehingga mereka bisa semakin berkembang dan berpeluang menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi," jelas Kokko.
Pihaknya juga mengungkapkan diperkirakan pertengahan kuartal II/2024 total akumulasi penyaluran pinjaman Kredit Pintar lebih dari Rp43 triliun, dimana sekitar separuh nasabah untuk permodalan usaha kecil dan pendidikan.
Dalam perhelatan Fintech Lending Days di Kota Medan yang diselenggarakan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pada 6-7 Mei 2024 mendapat dukungan OJK serta sejumlah perusahaan teknologi finansial, termasuk Kredit Pintar.
Rangkaian acara AFPI menggelar exhibition, talkshow, UMKM visit dan Media Visit bertujuan memperkenalkan dan mengedukasi fintech P2P lending UMKM sebagai alternatif pendanaan usaha.
Kemudian menghubungkan UMKM dengan fintech P2P lending dan ekosistemnya, lalu meningkatkan kualitas dan kreativitas UMKM, serta meningkatkan literasi keuangan secara masif dan mudah dipahami.
Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar mengatakan, industri fintech P2P lending membantu UMKM mendapatkan akses pendanaan mudah dan cepat, sehingga bisa mengembangkan usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
Pihaknya menyebutkan fintech P2P lending juga masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya yang menjadi tantangan utama tingkat literasi keuangan masyarakat.
Banyak masyarakat belum memahami tingkat risiko maupun manfaat fintech P2P, sehingga mudah terjebak penipuan atau pinjaman yang tidak sesuai kemampuan mereka.
"AFPI berkomitmen meningkatkan literasi pada masyarakat untuk mendorong pertumbuhan industri fintech lending yang sehat dan bertanggungjawab," katanya
Salah satu upaya dilakukan AFPI adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi, seperti Fintech Lending Days di Medan, tutur Entjik.