Medan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pembiayaan produktif mendukung pertumbuhan pembiayaan piutang industri keuangan nonbank (IKNB) Sumatra Utara sampai Januari 2024.
"Andil pembiayaan produktif mengalami kenaikan menjadi 41,52 persen pada Januari 2024, sementara Januari 2023 itu 40,68 persen," ujar Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Provinsi Sumut Wan Nuzul Fachri di Medan, Jumat.
Dia melanjutkan sampai Januari 2024, pertumbuhan piutang pembiayaan IKNB Sumut berada di angka 14,56 persen secara "year on year" (yoy) dengan total mencapai Rp22,7 triliun.
Selain pembiayaan produktif, kenaikan piutang pembiayaan IKNB Sumut juga didukung oleh pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing bertumbuh sebesar 12,87 persen yoy dan 15,71 persen yoy.
Meski bertumbuh, OJK menyebut bahwa rasio pembiayaan bermasalah (NPF) IKNB Sumut masih dapat ditahan di level aman yakni 2,17 persen.
Selanjutnya, OJK mencatat pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Januari 2024 bertumbuh sebesar 19,39 persen yoy dengan nilai Rp391 miliar.
Untuk kinerja pinjaman daring atau "fintech peer to peer lending" juga meningkat 30,95 persen yoy dengan "outstanding" pinjaman Rp1,75 triliun sampai Januari 2024.
Sementara risiko terkait pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) berada pada level yang aman yakni sebesar 1,87 persen pada Januari 2024, turun dibandingkan Desember 2023 yakni 1,99 persen.
"Pertumbuhan IKNB itu menandakan adanya peningkatan inklusi keuangan, dengan teknologi yang memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh institusi keuangan konvensional. Perkembangan ini tidak hanya membantu individu tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM," kata Wan Nuzul.
Lalu, OJK menyebut bahwa penyaluran pembiayaan atau pinjaman yang dilakukan entitas IKNB yang berkantor pusat di Sumatera Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari satu LKM dan satu bank wakaf mikro (BWM) mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 5,90 persen yoy pada bulan Februari 2024.
Adapun penyaluran pembiayaan LKM tercatat mencapai Rp5,86 miliar dengan pertumbuhan 18,87 persen yoy.
Berdasarkan target demografi, LKM lebih mengarahkan fokusnya pada pengembangan komunitas berpendapatan rendah yang produktif, sehingga memiliki jumlah pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan entitas finansial lainnya.
Dari sisi pegadaian, entitas yang terdiri dari satu pegadaian persero (PT Pegadaian) dan 18 perusahaan gadai swasta, total pinjaman yang diberikan telah mencapai Rp4,31 triliun per Januari 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 15,68 persen yoy.
Selama tahun 2023, OJK Sumut mencatat adanya penambahan empat perusahaan gadai swasta yang terdaftar dan mendapat izin dari OJK.
"Pertumbuhan ini menandakan perkembangan yang positif dalam pengembangan bisnis dan pemberdayaan masyarakat, terutama bagi kelompok dengan pendapatan menengah ke bawah di wilayah Sumatra Utara," tutur Wan Nuzul.