Medan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara menyebutkan jumlah investor pasar modal di wilayah itu per Februari 2024 mencapai 571.641 investor, naik 17,4 persen dibandingkan periode serupa tahun 2023 sebanyak 486.875 investor.
"Hingga Februari 2024, terdapat 571.641 akun investor atau single investor identification (SID) tercatat di Sumut," ujar Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Provinsi Sumut Wan Nuzul Fachri di Medan, Jumat.
Wan Nuzul menilai peningkatan itu terjadi lantaran saat ini tersedia kemajuan teknologi dan membanjirnya informasi sektor keuangan.
Sementara terkait instrumen investasinya, OJK mencatat bahwa investor di Sumut paling banyak memilih reksadana dengan total investor 537.575 investor sampai Februari 2024. Jumlah itu naik 18,16 persen daripada tahun 2023.
Sementara instrumen populer kedua yaitu saham dengan 254.421 investor (pada Februari 2023 ada 212.647 investor) dan, terakhir, surat berharga negara (SBN) dengan 53.676 investor sampai Februari 2024 (pada Februari 2023 ada 44.949 investor).
Namun, dari sisi kepemilikan saham oleh investor di Sumut, OJK mencatat besarannya terkontraksi 34,92 persen secara year on year (yoy).
Tetapi jika ditilik berdasarkan jenisnya, kepemilikan saham dari investor perorangan memperlihatkan peningkatan yaitu sebesar 16,58 persen yoy.
Sementara investor berjenis institusi atau perusahaan cenderung melepas kepemilikan sahamnya.
Menurut Wan Nuzul, umumnya itu dilakukan untuk menambah modal, diversifikasi portofolio dan memberikan likuiditas pada pemegang saham.
Selanjutnya, OJK menyebut bahwa kegiatan perdagangan saham oleh investor di Sumatera Utara pada Februari 2024 cenderung termoderasi, tampak dari besarnya total nilai transaksi jual dan beli saham yang mencapai Rp6,19 triliun.
Secara kumulatif dari Januari sampai Februari 2024, akumulasi nilai transaksi saham di Sumut tercatat sebesar Rp13,56 triliun, dengan rata-rata bulanan mencapai Rp6,78 triliun.
OJK memaparkan, dari 11 perusahaan Sumut sudah melakukan penawaran umum perdana (IPO), satu perusahaan yang menerbitkan obligasi dan lima entitas penerbit skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding), modal yang dikumpulkan melalui emisi di pasar modal tercatat Rp4,67 triliun sampai saat ini.
Dalam empat tahun ke depan, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengidentifikasi ada 10 perusahaan potensial asal Sumatera Utara yang akan melakukan IPO.
"Peningkatan jumlah emiten saham di daerah akan memberikan dampak terhadap lingkungan investasi yang lebih dinamis dan beragam serta memberikan peluang bagi investor lokal dan nasional untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara," tutur Wan Nuzul.
Selain itu, dia menambahkan, perusahaan IPO akan berefek positif misalnya menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan pajak dan mendorong ekosistem bisnis lokal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: OJK Sumut: Jumlah investor pasar modal naik 17,4 persen per Februari