Medan (ANTARA) - Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Medan Sumatera Utara menurunkan enam personel guna membantu operasi pencairan korban banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Persisir Selatan Sumatera Barat pada Kamis (07/3) lalu.
Kepala Basarnas Kota Medan Mustari di Medan Minggu mengatakan, keenam personel tersebut diturunkan untuk membantu tim gabungan yang hingga saat ini masih melakukan operasi pencarian korban pasca-banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Persisir Selatan Sumatera Barat.
"Anggota kita yang turun dari unit siaga Mandailing Natal itu berjumlah enam personel, mereka sudah diturunkan mulai Jumat kemarin," katanya.
Ia menjelaskan, menurunkan personel tersebut merupakan komando dari pusat, karena banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Persisir Selatan, Sumatera Barat merupakan termasuk bencana skala nasional.
"Selain Medan, sejumlah daerah seperti Bengkulu, Jambi, Padang juga menurunkan personelnya dalam kejadian tersebut," katanya.
Banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan terjadi akibat hujan ekstrem sejak Kamis (7/3).
Sebanyak 150 personel tim SAR gabungan diterjunkan untuk fokus mencari para korban banjir bandang dan tanah longsor yang dilaporkan hilang dalam kejadian tersebut.
Ratusan personel yang berasal dari satuan Kantor Basarnas Kota Padang, Medan, Bengkulu, dan Jambi tersebut masing-masing diterjunkan dengan membawa peralatan lengkap, termasuk alat sonar panas tubuh dan perangkat pesawat tanpa awak (drone)
Kepala Kantor Basarnas Padang Abdul Malik dalam keterangannya mengatakan, pada operasi pencarian hari ketiga setelah bencana ini, personel disebar untuk melakukan penyisiran pada aliran sungai dan tebing perbukitan di tiga wilayah
Dalam peta perencanaan operasi, tim SAR gabungan itu akan melakukan penyisiran ke Sungai Batang Tarusan, Muara Sungai Batang Bayang, dan perbukitan yang terjadi tanah longsor di Langgai, Kecamatan Sutera.
Ketiga lokasi tersebut menjadi wilayah utama penyisiran, karena petugas menerima cukup banyak laporan korban hilang.
Setidaknya hingga Minggu pagi ini, ada lima orang korban yang hilang, tiga korban longsor di Langgai, Kecamatan Sutera, satu orang di Sungai Batang Tarusan, dan satu orang korban di Muara Sungai Batang Bayang
"Dengan demikian, hingga Minggu pagi ini tercatat ada 23 korban, 18 orang di antaranya meninggal dunia, dan lima orang masih dalam pencarian," katanya.
Operasi pencarian ini juga melibatkan seluruh personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, Damkar Pesisir Selatan dan kabupaten sekitarnya, serta beberapa anggota relawan dari mahasiswa pencinta alam (Mapala) Universitas Andalas.