Kemudian, titik didih minyak bekatul diketahui melebihi minyak lain sehingga saat digunakan untuk menggoreng tidak ada asap dan membuat renyah hidangan.
Berbicara lebih lanjut tentang makanan yang digoreng, Yohan mengatakan kerap memasukkannya sebagai lauk saat makan utama khususnya ketika bosan dengan hidangan yang dikukus atau cara memasak lainnya.
Dia juga memasukkan gorengan sebagai camilan. Namun, dia memastikan ada zat gizi lain di dalamnya, misalnya protein dengan menambahkan udang.
"Misal tempura, pakai tepung, tepung itu sumber karbohidrat, di dalamnya ada udang itu sumber protein, kemudian digoreng pakai minyak maka sumber lemaknya ada. Jadi seimbang ada karbohidrat, protein dan lemak," kata dia.
Dia mengingatkan lemak dan minyak dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel, mengganti sel dan membentuk hormon sehingga jumlahnya harus seimbang seperti halnya nutrisi lain seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
"Jadi, kalau terlalu sedikit atau takut dengan lemak itu tidak sehat. Jadi harus seimbang semua. Kalau makan makanan utama lihat piringnya ada sayur, protein hewani, nabati, juga karbohidrat tentunya karbohidrat kompleks semisal beras merah karena bekatulnya," demikian kata Yohan.
Terkait jumlah, khusus untuk lemak (minyak) Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi lemak 20-25 persen dari total energi (702 kkal) per orang per hari atau 5 sendok makan per orang per hari atau 67 gram per orang per hari.
Tak masalah orang santap gorengan asal pilih minyak sehat
Kamis, 7 Desember 2023 17:09 WIB 1102