Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Budi Haryanto mengatakan demam berdarah adalah penyakit yang virulen, atau sangat toksik dan berbahaya.
"Demam berdarah adalah penyakit yang virulen, atau sangat toksik dan berbahaya, sehingga penyakit tersebut dapat menembus imunitas tubuh," ujar Budi saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.
Budi menjelaskan bahwa nyamuk jenis Aedes aegypti dewasa yang membawa penyakit demam berdarah, biasanya menggigit di pagi dan sore hari dan hidup selama 45 hari.
"Nyamuk betinanya menggigit orang tiga hari sekali. Nah, kalau menggigit orang tiga hari sekali, berarti 15 kali dia punya kesempatan, kalau dari awal dia dewasa terus kemudian dia sudah menggigit penderita yang bawa virus ya, maka dia bisa maksimal 15 kali menularkan ke orang lain gitu," Budi menjelaskan.
Lebih lanjut Budi mengatakan, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah demam berdarah, salah satunya adalah dengan memutus mata rantai penyebaran demam berdarah melalui fogging atau pengasapan. Sementara untuk mencegah gigitan nyamuk, masyarakat dapat menggunakan repellant atau obat anti gigitan serangga serta memasang kelambu di tempat tidur bila memungkinkan.
Ahli sebut demam berdarah sebagai penyakit toksik dan berbahaya
Kamis, 23 November 2023 20:48 WIB 1325