Medan (ANTARA) - Relawan Bobby Nasution mengingatkan jangan menyebarkan hoax atau kabar bohong terkait kondisi intersection Jalan Sudirman di Kota Medan yang masih dalam tahap pengerjaan rekonstruksi.
Bahkan kini ada hoax yang disebarluaskan dengan menyebut bahan keramik di pengerjaan jalan tersebut sebagai informasi sesat dan menyesatkan publik, apalagi dikaitkan isu politik.
"Ini informasi yang sesat dan menyesatkan. Padahal itu bukan keramik melainkan bahan beton biasa, seperti dilansir beberapa media mainstream dan mediagram," kata Wakil Ketua Rumah Kolaborasi Bobby Nasution Azwar Rahmat di Medan, Rabu (22/11).
Baca juga: Rekonstruksi intersection, Bobby sebut Jalan Sudirman bukan dikeramik
Pihaknya menguraikan bahwa rekonstruksi Jalan Sudirman tersebut hingga kini belum selesai dikerjakan karena masih tahap uji coba internal.
"Itu belum final. Intersection jalan itu, juga dibuat agar pengendara tidak melaju kencang karena di situ kan persimpangan lampu merah," katanya.
Untuk itu, Azwar mendorong agar masyarakat tidak termakan hoax dari sejumlah media yang hanya menangkap peristiwa dari video yang disebar melalui pesan jejaring.
"Sulit kalau hanya sekadar dapat sebaran video lalu diposting, dan dilihat publik tanpa terlebih dulu melakukan kroscek ke lapangan. Bukan bermaksud mengerdilkan peran jurnalis, namun jurnalistik kita harus profesional demi keberlangsungan demokrasi kita ke depan," tutur dia.
Pihaknya juga mengingatkan pihak-pihak yang menangkap hoax itu dijadikan komoditi politik, karena bukan tidak mungkin sebaran informasi hoax bahan keramik tersebut dijadikan bahan untuk merusak citra Wali Kota Medan Bobby Nasution.
"Hati-hati, menyebar hoax merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita mewanti-wanti siapapun yang menggoreng isu ini untuk komoditi politik, maka akan merugi sendiri. Lebih dari itu, kita akan lawan mereka-mereka yang dzalim karena menyesatkan rakyat," kata Azwar.
Walikota Medan Bobby Nasution juga sudah meninjau Jalan Sudirman tersebut. Sebenarnya, jelas Bobby, pemasangan yang dilakukan menggunakan teknologi lama.
Yakni, beton yang biasa dilalui masyarakat dengan dicetak serta dicat, sehingga bentuk keramik dan dibuat seperti lantai.
"Itu sekali lagi bukan keramik. Pemasangannya sudah disampaikan di media sosial, baik Pemkot Medan maupun dinas terkait bahwa itu bukan keramik. Jadi kalau dikatakan keramik, itu hoax. Menyampaikan informasi boleh, tapi jangan menyebar hoax lah," katanya.