Sementara untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Sumut, nilainya pada triwulan III 2023 Rp152,91 triliun, berkembang dari triwulan III 2022 (Rp145,71 triliun) dan triwulan II 2023 (Rp149,90 triliun).
Menurut BPS Sumut, ada beberapa hal yang mempengaruhi situasi pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III 2023, salah satunya adalah realisasi belanja pegawai pada APBN dan APBD provinsi, kabupaten, kota di Sumut yang menurun tajam baik secara kuartalan maupun tahunan.
"Secara nasional juga terjadi pergeseran belanja pegawai khususnya pada periode tersebut, khususnya terkait gaji ke-13 yang sudah dibayarkan pada triwulan lalu," kata Nurul.
Jika dilihat dari sisi distribusi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berpengaruh dominan terhadap PDRB Sumut adalah 23,71 persen.
Namun jika ditotal, kontribusi pertanian, perdagangan, industri pengolahan dan konstruksi terhadap PDRB Sumut mencapai 74,56 persen
"Artinya diperlukan kehati-hatian seandainya ada guncangan di sektor kelapa sawit, misalnya, itu bisa memberikan guncangan cukup kuat terhadap pondasi ekonomi Sumut," tutur Nurul.
Sementara dari aspek distribusi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi komponen yang dengan pengaruh paling besar terhadap PDRB Sumut yakni 50,15 persen.
Dengan demikian, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Sumut pada triwulan III 2023 berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu 3,13 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Ekonomi Sumut tumbuh 4,94 persen triwulan III 2023