Medan (ANTARA) - Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara menyatakan, penerapan wisata medis, seperti di Medan melalui "Medan Medical Tourism", harus disertai perubahan paradigma rumah sakit (RS).
"Rumah sakit mesti beroperasi mengikuti konsep pariwisata. Pelayanan tidak bisa mengikuti cara-cara konvensional seperti dahulu," ujar Kepala Disbudparekraf Sumut Zumri Sulthony kepada ANTARA di Medan, Senin.
Zumri melanjutkan, dalam wisata medis, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya idealnya hanya mengurus pasien. Mereka difokuskan melayani pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pekerja medis di rumah sakit, dia menambahkan, tidak perlu lagi mengerjakan hal-hal non-medis seperti mengganti seprai dan menerima tamu. Menurut Zumri, pelayanan nonmedis di rumah sakit sebisa mungkin mirip dengan hotel.
"Untuk mengganti seprai, misalnya, bisa dilakukan petugas 'housekeeping' dan bukan perawat. Sementara tugas menerima tamu dikerjakan oleh resepsionis. Terkait makanan, semestinya bisa diolah oleh 'chef' (koki-red), tentu dengan nilai gizi yang sesuai," kata dia.
Zumri menilai, ada beberapa rumah sakit di Medan yang sudah mengarahkan pelayanannya sesuai kaidah pariwisata seperti RS Siloam, RS Columbia Asia dan RSU Haji Medan.
Disbudparekraf Sumut: Wisata medis harus disertai perubahan paradigma RS
Senin, 18 September 2023 21:32 WIB 1971