Medan (ANTARA) - "Spanduknya di mana, Pak?" tanya Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara Arif Mandu begitu melihat kios pedagang di Pasar Bakti, Medan, bersih dari pemberitahuan bahwa dia menjual beras SPHP.
Sang pedagang, M Yusuf, langsung buru-buru mencari spanduk yang dimaksud, lalu menggantungnya tepat di depan tumpukan barang jualannya.
Arif Mandu kemudian memastikan apakah Yusuf menjual beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) itu dengan harga yang ditetapkan, yakni Rp9.950 per kilogram atau Rp49.750 per satu karung seberat 5 kilogram.
Setelah mendapatkan jawaban positif, Arif kembali mengingatkan sang pedagang agar beras SPHP tidak dipasarkan dengan harga lebih mahal.
Hari itu, Senin (28/8), Arif Mandu beserta jajarannya berkeliling ke tiga pasar tradisional Medan yakni Pasar Halat, Pasar Bakti, dan Pasar Sukaramai. Ketiga pasar ini pernah pula dikunjungi Presiden Joko Widodo.
Tujuan perjalanan itu, Perum Bulog Kanwil Sumut ingin melihat distribusi beras SPHP kepada masyarakat.
Penyaluran besar-besaran beras SPHP menjadi kebijakan Perum Bulog, termasuk Perum Bulog Kanwil Sumut, untuk menekan harga makanan pokok ini yang terus meninggi seiring terjadinya fenomena El Nino di Indonesia.
Berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional, pada Senin (28/8), harga beras medium di Sumut rata-rata Rp12.580 per kilogram atau di atas di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium untuk wilayah Sumatera Utara yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras yaitu Rp11.500 per kilogram.
Di tiga pasar tradisional Medan yang didatangi Arif Mandu pun tidak lagi ditemukan beras dengan harga di bawah Rp12.000 per kilogram.
Harga beras setinggi itu dinilai tidak pantas bagi kantong masyarakat menengah ke bawah sehingga dibutuhkan intervensi untuk menekan harga makanan pokok tersebut.
Bekerja keras agar harga beras kembali pantas
Oleh Michael Siahaan Selasa, 29 Agustus 2023 13:25 WIB 92023