Perum Bulog Sumut siap menggelontorkan total 27.780 ton beras untuk program tersebut. Nantinya, setiap KPM berhak menerima 10 kilogram beras SPHP per bulan.
Beras bantuan itu diharapkan dapat mengurangi permintaan akan beras di pasar sehingga harganya semakin turun.
Permintaan tinggi
Mahalnya harga beras membuat masyarakat mengincar beras SPHP dari pemerintah. Beras SPHP di seluruh wilayah Sumut laku dan sangat dicari masyarakat.
Uni Tari, pedagang di Pasar Sukaramai, Medan, menyebut bahwa dirinya bisa menjual 100 kilogram beras SPHP hanya dalam waktu 2 hari.
Demikian pula masyarakat yang antusias dengan beras SPHP tersebut.
"Saya senang sekali. Mudah-mudahan ini bisa diadakan setiap bulan," ujar Siti Khadijah, warga Medan Denai, seusai membeli paket 5 kilogram beras SPHP, seliter minyak goreng, dan 1 kilogram gula pasir seharga Rp77 ribu di "mobil pasar murah" Pemerintah Kota Medan dan Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara.
Kepala Pasar Bakti Suriantono mengakui besarnya permintaan akan beras SPHP dari Bulog terjadi karena, selain murah, juga berkualitas bagus sehingga banyak permintaan dari pedagang dan masyarakat.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyebut Perum Bulog memang menjadi garda terdepan dalam usaha-usaha menekan harga ketika harga komoditas pangan seperti beras melambung.
Namun, Bulog tidak dapat dibiarkan bekerja sendirian dalam melakukan hal itu. Perlu dukungan dari BUMN pangan lain dan pemerintah daerah setempat.
Pria yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut itu menekankan bahwa harga beras di Sumut harus diperhatikan serius lantaran bisa mengerek inflasi.
Jadi, menurut dia, upaya-upaya pengendalian harga beras krusial dilakukan.
Segala upaya yang ditempuh itu agar harga beras kembali pantas.*
Bekerja keras agar harga beras kembali pantas
Oleh Michael Siahaan Selasa, 29 Agustus 2023 13:25 WIB 92028