Medan (ANTARA) - Omzet penyewaan pakaian adat di Medan, Sumatera Utara, meningkat 60 persen saat perayaan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Alhamdulillah, omzet penyewaan pakaian adat saya naik 50-60 persen dibandingkan hari biasa," ujar pemilik toko Istana Pengantin Neneng Zulham di Medan, Jumat.
Meski demikian, Neneng enggan menginformasikan secara detail mengenai nilai omzet yang diraupnya tersebut.
Ia mengatakan kebanyakan yang menyewa pakaian adat miliknya berasal dari instansi pemerintahan, bank swasta dan negeri, kampus, dan lainnya.
"Untuk biaya sewanya berkisar dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah satu potong pakaian dan termasuk aksesoris," ucap Neneng.
Menurutnya, peningkatan sewa pakaian adat ini seminggu sebelum HUT Kemerdekaan RI, karena pelanggan menganggap banyak aneka ragam yang dapat dipilih.
"Selain HUT Kemerdekaan, peningkatan terjadi pada misalnya hari Kartini karena ada bank yang mengadakan lomba pesta kostum, maupun acara lainnya," tuturnya.
Terpisah, Asmadi pemilik kostum adat Astakona Production and Performing Art menambahkan omzet sewa pakaian adat pada HUT Kemerdekaan RI sangat meningkat.
Berbagai pakaian ada yang dapat disewa seperti adat Mandailing, Toba, Jawa, Tionghoa, Nias, Karo, Melayu, India, Minang, Simalungun, dan baju adat lainnya .
Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengenakan pakaian adat Nias di HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tahun di Lapangan Benteng Medan, Kamis (17/8).
Terlihat juga Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman mengenakan pakaian adat Aceh, sedangkan Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu mengenakan pakaian adat Melayu.
Selain itu seluruh pejabat eselon dua dan tiga di lingkungan Pemkot Medan mengikuti upacara pengibaran bendera Merah Putih juga mengenakan pakaian adat dari seluruh etnis di Kota Medan.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk simbolis bahwa Kota Medan merupakan kota multietnis, sehingga dijuluki sebagai miniatur Indonesia.