Serangan yang dilancarkan oleh kelompok ini tidak hanya didorong oleh niat dan kemampuan teknis mereka, tetapi juga oleh peluang yang ada karena kondisi keamanan siber Indonesia yang masih perlu ditingkatkan.
Hal menarik lainnya adalah kelompok-kelompok ini mampu menguasai bahasa Melayu, menunjukkan tingkat kompetensi dan kemampuan adaptasi yang tinggi.
Pada tahun lalu, penggunaan ransomware dan wiperware sebagai senjata siber meningkat secara regional. Kedua platform senjata siber ini semakin berkembang menjadi lebih canggih.
Laporan ini juga menyoroti eksploitasi kerentanan rantai pasok siber, baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang masih terus terjadi. Sejumlah perusahaan besar menjadi korban serangan ransomware dan penjualan data hasil peretasan.
Pelaku ancaman siber juga terus memanfaatkan eksploitasi IoT, perangkat seluler, aplikasi, dan teknologi operasional untuk memperluas sasaran mereka.