Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin mengatakan, keamanan siber harus menjadi prioritas manajemen tertinggi di perbankan.
"Kejahatan di dunia siber pada prinsipnya sulit untuk dihapuskan. Akan selalu ada model kejahatan-kejahatan serupa di masanya," ujar Gunawan di Medan, Rabu.
Ia mengatakan, sebaik apapun sistem yang dimiliki oleh perbankan, tetap ada saja upaya untuk membobol sistem tersebut.
Lebih lanjut, Menurut Gunawan, ini adalah salah satu model kejahatan modern di era teknologi yang berkembang pesat pada era saat ini.
"Yang menjadi sasaran utama adalah perbankan yang menjadi industri vital dalam perekonomian di sebuah negara," tuturnya.
Walaupun menurutnya, sejauh ini belum tersiar kabar telah terjadi peretasan. Tapi sebaiknya perbankan tetap berupaya untuk menjadikan keamanan siber sebagai prioritas manajemen tertinggi di perbankan.
Sebab, kata dia, dunia perbankan pernah mengalami serangan kejahatan siber di tahun 2022, tapi, semuanya masih dalam kondisi yang aman dan terkendali.
"Karena ancaman dari Bjorka untuk saat ini, saya pikir tidak perlu direspon terlalu berlebihan. Nasabah maupun masyarakat tidak perlu panik berhadapan dengan ancaman tersebut," ucapnya.
Walaupun, bukan berarti tidak melakukan apa-apa saat menghadapi ancaman tersebut. Karena pada dasarnya Bjorka sendiri juga sudah pernah melakukan peretasan sebelumnya.
"Terlebih jika serangan ditujukan pada industri perbankan yang menjadi jantungnya ekonomi," kata dia.
Karena, Gunawan mengatakan perlu membangun kepercayaan masyarakat, nasabah, hingga investor bahwa pihak perbankan selalu siap berhadapan dengan segala bentuk ancaman yang mengganggu stabilitas perekonomian.
"Termasuk dari bentuk serangan siber yang bisa memberikan efek kejut, yang kalau tidak diantisipasi bisa memicu kegagalan sistem dan tentunya bisa memicu kepanikan di tengah masyarakat," ucapnya.