"Kami lihat banyaknya jamaah yang sakit itu ISPA. Biasanya bisa di selesaikan di kloter. Kalau yang di KKHI biasanya sudah masuk pneumonia. Kita juga ada 300 pasien di RSAS yang umumnya menderita penyakit jantung," katanya.
Terkait ketersediaan obat-obatan, Arianti mengakui ada beberapa obat yang sampai kehabisan dan tidak menyangka kasusnya cukup besar, terutama batuk, pilek, dan juga demensia.
Tidak hanya obat-obatan, pihaknya juga menyiapkan dokter-dokter spesialis jantung dan paru untuk melayani jamaah haji dan berharap ke depan jamaah yang diberangkatkan telah memenuhi persyaratan.
"Ini menjadi evaluasi kita bersama ke depannya untuk bisa memberangkatkan jamaah haji sudah memenuhi persyaratan, karena kami menemui jamaah baru datang sudah sakit," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jamaah haji diminta tak anggap remeh penyakit batuk pilek