Medan (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara H Salman Alfarisi Lc MA meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut lebih memprioritaskan peningkatan RSU Haji Medan di tengah menurunnya RAPBD tahun anggaran 2026.
Menurut Salman, RAPBD tahun anggaran 2026 diperkirakan turun sekitar Rp1,7 trilian dari Rp13 triliun menjadi Rp11,3 triliun, sehingga Pemprov Sumut harus fokus kepada sektor yang benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
"Dalam situasi penurunan fiskal seperti ini, Pemprov Sumut harus memastikan bahwa pelayanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas utama,” tegas Salman di Medan, Selasa (4/11).
Salah satu langkah konkret yang diusulkan oleh Salman, yakni mengalokasikan anggaran khusus bagi peningkatan RSU Haji Medan milik Pemprov Sumut.
Rumah sakit berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pusat layanan kesehatan unggulan milik Pemprov Sumut.
"Kita ingin RS Haji Medan mampu menghadirkan pelayanan kesehatan yang prima, dengan standar layanan yang setara, atau setidaknya mendekati rumah sakit luar negeri," tutur Salman.
Legislator ini menilai, hingga kini masih banyak masyarakat Sumut yang memilih berobat ke luar negeri, terutama Malaysia dan Singapura karena kualitas layanan kesehatan di daerah dianggap belum memuaskan.
Untuk itu, ia menegaskan, perlunya upaya serius Pemprov Sumut meningkatkan kualitas fasilitas maupun sumber daya manusia terhadap rumah sakit daerah di Sumut.
"Kalau RS kita punya pelayanan yang profesional, bersih, cepat, dan nyaman, tentu masyarakat tidak akan keluar negeri hanya untuk berobat,” ujarnya.
Selain peningkatan layanan, Salman juga mendorong penambahan kapasitas dan daya tampung RSU Haji Medan agar dapat menampung pasien rujukan dari berbagai kabupaten/kota di Sumut.
Jika dikelola dengan baik, politisi ini juga menilai, maka status BLUD justru bisa menjadi peluang bagi RSU Haji Medan untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan asli daerah tanpa mengurangi peran sosialnya.
Adapun beberapa langkah disarankan antara lain, yaitu pengembangan layanan unggulan berbayar non-BPJS, seperti medical check-up, dan klinik eksekutif.
Kemudian, kemitraan dengan swasta dalam pengelolaan aset dan inovasi layanan, digitalisasi manajemen agar efisien dan transparan, serta penguatan branding pelayanan Islami sebagai ciri khas RSU Haji Medan.
"Dengan tata kelola BLUD yang profesional, RSU Haji bisa menjadi contoh rumah sakit daerah yang tidak hanya menyehatkan masyarakat, tapi juga menyehatkan keuangan daerah,” pungkas Salman.
