Medan (ANTARA) - Ekonom dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengatakan, kebijakan penambahan libur Idul Adha 1444 Hijriah menjadi tiga hari, yakni tanggal 28-30 Juni 2023, positif untuk ekonomi Indonesia tetapi memiliki risiko.
"Pengaruh positifnya adalah untuk sektor pariwisata. Masyarakat bisa berlibur dan dengan begitu aspek lain seperti transaksi produk UMKM semakin meningkat," ujar Wahyu, di Medan, Kamis.
Semakin banyak masyarakat yang berwisata, dia melanjutkan, penyebaran pertumbuhan ekonomi akan lebih merata.
Selain itu, roda pariwisata yang berputar juga memberikan keuntungan langsung kepada masyarakat.
"Sementara untuk karyawan, hari libur yang panjang positif karena mereka bisa menyibukkan diri dengan kegiatan lain agar lebih semangat bekerja," kata Wahyu.
Akan tetapi, menurut dia, banyaknya hari libur berisiko jika dilihat dari sisi produktivitas industri.
Apalagi, penambahan libur Idul Adha 1444 Hijriah dilakukan secara mendadak.
"Perusahaan-perusahaan, kan, sudah memiliki perencanaan produksi. Ketika ada cuti bertambah, aktivitas industri bisa terganggu," tutur Wahyu.
Ekonom USU sebut penambahan libur Idul Adha positif tetapi berisiko
Jumat, 23 Juni 2023 0:25 WIB 2459