Istilah Kristen Muhammadiyah, kata dia, menunjukkan peranan pendidikan Muhammadiyah dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan persatuan bangsa.
"Mereka tetap teguh menjadi pemeluk Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapatkan pendidikan Agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen/Katolik sebagaimana diatur UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional," katanya.
Sementara itu Ketua LKKS PP Muhammadiyah yang juga salah satu peneliti, Fajar Riza Ulhaq, mengatakan buku yang diterbitkan itu menggambarkan situasi toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia, terutama di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Daerah-daerah pinggiran Indonesia yang dimaksud adalah Ende Nusa Tenggara Timur (NTT), Serui Papua, dan Putussibau Kalimantan Barat (Kalbar).
Menurut Fajar, fenomena munculnya varian Kristen Muhammadiyah dapat dijelaskan oleh adanya interaksi yang intens antara siswa-siswa Muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
"Namun perlu dicatat bahwa interaksi tersebut tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut agama Kristen yang taat," ucapnya.
Abdul Mu'ti tegaskan Kristen Muhammadiyah bukan sinkretisme agama
Selasa, 30 Mei 2023 16:55 WIB 1349