Bahkan, di lingkungan sosial tertentu, jika seorang suami terlihat menyapu teras rumah dianggap sebagai kejanggalan dalam keluarga, apalagi jika suami terlihat menyuapi makan untuk anaknya. Lingkungan sosial dengan leluasa akan menghakimi bahwa si suami tergolong takut pada istri.
Semua cerita tentang peringatan seorang kiai tersebut agaknya tepat jika dikaitkan dengan fakta yang dikutip laman Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bahwa Indonesia merupakan negara yang tergolong dalam negara yang anak-anaknya kehilangan sosok ayah di keluarga.
Pengungkapan fakta itu mengajak kita semua untuk kembali menyadari peran ayah dalam mengisi tangki kasih pada jiwa anak. Orang tua berperan bukan sekadar memenuhi kebutuhan tubuh si anak untuk tumbuh dan berkembang. Lebih dari itu, ayah dan ibu harus mampu memenuhi kebutuhan jiwa si anak yang juga sedang berproses untuk bertumbuh kembang.
Kosongnya peran ayah dan ibu dalam memenuhi kebutuhan jiwa si anak akan berimplikasi pada masalah sosial dan pribadi si anak ketika dia beranjak menjadi remaja, bahkan hingga dewasa.