Pasangan yang memiliki julukan
The Daddies itu sukses menundukkan Liang/Wang dengan skor 21-15, 19-21, 29-27 dalam laga berdurasi 68 menit di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Sabtu sore waktu setempat.
"Kami tidak terlalu memikirkan saat lawan coba mengulur-ulur waktu. Kami hanya fokus pada komunikasi kami berdua, komunikasi dengan pelatih, mau berbuat apa di poin selanjutnya," kata Ahsan melalui informasi resmi PP PBSI , Minggu.
The Daddies sangat lega usai pertandingan. Bukan hanya karena bisa melaju ke partai puncak, namun mereka juga masih sanggup bersaing secara prima dalam menghadapi lawan yang lebih muda.
Meski tak mudah, namun The Daddies mencoba untuk tampil maksimal pada poin-poin kritis. Hal tersebut terlihat saat poin mereka tertinggal, tapi masih sanggup mengejar dan berbalik unggul atas wakil China.
"Kami coba tampil terus maksimal di poin-poin kritis itu. Kami tidak tahu siapa yang bakal menang, kami hanya berupaya dan alhamdulillah kami bisa menang," kata Ahsan.
Begitu pula saat mereka sudah memegang keunggulan, The Daddies juga masih menjaga fokus permainan agar tidak lengah dan melepas pertahanan.
"Walaupun tadi sudah unggul, kami tetap harus fokus. Lawan juga tidak mau kalah kan jadi kami fokus poin demi poin, tidak ada berpikir sudah unggul lalu tersusul," kata Hendra.
Persaingan sengit dan menegangkan juga terjadi pada gim ketiga. Kedua pasangan yang sudah mencapai match point 20-20 saling berusaha mematikan pukulan lawan.
Poin mereka pun berkejaran secara bergantian sehingga meningkatkan tensi pertandingan. Namun lagi-lagi faktor komunikasi menjadi penolong The Daddies, yang akhirnya sukses merebut tiket final turnamen BWF Super 1000 tersebut.
"Di gim ketiga, pelatih mengingatkan kami untuk mengatur tempo permainan. Jangan kencang-kencang terus, karena semakin kita main kencang, mereka malah semakin kencang juga. Jaga dan kontrol emosinya yang penting," ungkap Hendra.
Sudah tayang di Antaranews.com dengan judul: The Daddies ungguli Liang/Wang berkat komunikasi dan koordinasi baik