Medan (ANTARA) - Satu bulan menjalani magang pada lahan Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan kian antusias menekuni pertanian organik yang dikembangkan YBSB di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan magang dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka [MBKM] bagi tujuh mahasiswa Polbangtan Medan dari Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, didukung penuh oleh Kementerian Pertanian RI bagi kandidat petani milenial dan wirausahawan muda pertanian.
Kegiatan magang dijadwalkan berlangsung enam bulan, 27 September 2022 hingga 27 Maret 2023. Ketujuh mahasiswa didampingi dosen pembimbing Polbangtan Medan, Makruf Wicaksono dan Liza Devita.
Langkah Polbangtan Medan sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang mendorong penyuluh untuk terus mendorong petani memakai pupuk organik.
"Selain murah dan sehat bagi tanah juga meningkatkan posisi tawar produk ekspor pertanian Indonesia di mancanegara. Mari kita dorong petani memakai pupuk organik, karena tanaman akan lebih subur dan lebih baik kualitasnya," katanya.
Dia mengakui bahwa pupuk, salah satu sarana produksi yang sangat vital untuk pertanian, maka pemerintah selalu mengalokasikan anggaran besar, dengan kebijakan pupuk bersubsidi bagi petani agar petani mendapat pupuk berkualitas dengan harga terjangkau.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mendorong para petani mampu menghasilkan pupuk organik secara mandiri, yang kualitasnya lebih baik dari pupuk anorganik saat ini.
“Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan, seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” katanya.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan kegiatan MBKM di Bogor pada YBSB yang merupakan pelopor pertanian organik Indonesia yang didirikan Pater Agatho Elsener dengan motto 'The Organic Way All in Harmony'.
Kegiatan MBKM tersebut juga mendukung langkah Kementan mendorong pertanian organik, karena diakui manfaat ekologisnya lebih baik. Mampu memperbaiki mutu lahan yang terdegradasi akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus.
"Pertanian organik juga menghindarkan dampak kesehatan dan ekologis dari residu pestisida kimiawi, sehingga dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas," kata Yuliana Kansrini.
Kegiatan magang di Bogor tersebut meliputi persiapan lahan, pembuatan kompos, pembuatan pestisida nabati dan pendampingan kunjungan tematik sejumlah kepala desa dari Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Ketujuh mahasiswa Polbangtan Medan juga diajarkan tentang supervisi dan estimasi panen dua kali dalam seminggu serta penanganan (handling) dan pengemasan produk sayuran organik berdasarkan standar YBSB.
Mahasiswa/i juga melaksanakan budidaya tanaman kailan, bit, selada, dan bunga kol secara organis yang dipandu oleh petugas lapangan. Implementasinya terkait mata kuliah budidaya tanaman organik, proyek pengembangan teknologi pertanian berkelanjutan dan perencanaan agribisnis berkelanjutan.