Medan (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan mendorong petani kopi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, untuk dapat menguasai aspek sektor hilir berupa pengembangan produk olahan dari komoditas kopi tersebut.
"Tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil panen kopi, agar meningkatkan pendapatan petani yang berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan keluarga petani," kata Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini di Medan, Kamis.
Dorongan tersebut diwujudkan tim dosen Polbangtan Medan melalui kegiatan Pembinaan Desa Mitra (PBM) bagi kelompok tani Pahottas di Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi.
Kegiatan itu, kata dia, sejalan dengan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang terus mendorong agar ekspor kopi Indonesia terus meningkat, ditargetkan hingga tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan sehingga mendukung peningkatan kesejahteraan petani kopi.
"Produsen di hulu dan eksportir di hilir meningkatkan kerja sama sehingga pertumbuhan ekspor kopi sesuai target, bahkan lebih. Harus dibantu oleh stakeholders (pemangku kepentingan) di kopi seperti penyuluh di sentra produsen kopi," katanya.
Ia mengatakan, komoditas kopi menjadi primadona, apalagi Sumatera Utara salah satu dari lima provinsi terbanyak penghasil kopi. Total produksinya 76,59 ribu ton atau setara 10 persen dari total produksi nasional pada 2020.
"Minum kopi menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, khususnya di Sumut, sehingga juga berperan dalam pengembangan hilirisasi produk olahan kopi. Untuk itulah petanikopi kita dorong juga untuk menguasai sektor hilir olahan kopi," kata Yuliana.
Salah satu peneliti dalam Tim Dosen Polbangtan Medan yang tergabung di program Pembinaan Desa Mitra bagi kelompok tani Pahottas, Linda Tri Wira Astuti, mengatakan, kegiatan PBM tersebut berupaya mengingatkan, hasil panen yang diolah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi dapat memberikan nilai tambah.
"Tentunya hal itu, dapat meningkatkan pendapatan petani serta mengurangi resiko hasil panen dalam bentuk bahan segar menjadi busuk dan harga jualnya menjadi lebih murah di pasar," kata Linda.