Medan (ANTARA) - Sekitar 35 mahasiswa Semester II A Polbangtan Medan jurusan Perkebunan Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi melakukan field trip [praktik lapang] bagi mata kuliah Perencanaan Wilayah Pedesaan ke PTPN III di Sei Karang, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, akhir Juni lalu.
Tujuan kegiatan, untuk menerapkan dan menganalisis bentuk dan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PTPN III bagi masyarakat sekitar. Tujuan umum CSR adalah untuk meningkatkan citra positif dan memperkuat brand perusahaan di mata publik.
Sementara Perencanaan Wilayah Pedesaan merupakan mata kuliah yang terintegrasi pada pembelajaran dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) binaan Kementerian Pertanian RI.
Tujuan mata kuliah tersebut, kata Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini, adalah mengembangkan sikap dan karakter mahasiswa religius, disiplin, kepemimpinan, kewirausahaan, dan inovatif. Dipadu kegiatan field trip pada perusahaan mitra agar mengerti dan memahami tentang CSR yang dilakukan mitra BUMN, PTPN III.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan pendidikan vokasi menjadi jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang andal, dengan menyatukan antara kemampuan intelektual dengan pengembangan karakter.
"Kekuatan karakter sangat penting karena akan membuatnya menjadi seorang yang kuat, mampu bertarung dan mampu mencari jalan keluar terhadap segala tantangan yang ada,” tambah Mentan Syahrul.
Harapan serupa dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bahwa untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
"Hal paling menonjol dari negara maju adalah SDM-nya. Apabila sektor pertanian ingin maju, maka harus dimulai dari kemajuan SDM pertanian," kata Dedi Nursyamsi.
Kehadiran 35 mahasiswa Polbangtan Medan disambut hangat oleh General Manager sekaligus Penanggung Jawab PTPN III di Sei Karang, Dani Hasibuan.
Menurutnya, komoditas di PTPN III terdiri atas kelapa sawit sekitar 75% dan sisanya adalah karet. Sementara implementasi CSR menerapkan dua model yakni Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
"Khususnya Program Bina Lingkungan telah memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Hal itu mendukung eksistensi PTPN III tergolong sebagai spektrum berwarna hijau dari empat spektrum pelaku CSR," katanya dalam sesi tanya jawab dengan mahasiswa Polbangtan Medan.
Menurutnya, hasil dari keuntungan yang diperoleh PTPN III pada 2021 mencapai Rp1,8 triliun dan sekitar 5% dialokasikan untuk program CSR.
Terkait kepedulian lingkungan PTPN III bagi masyarakat sekitar adalah pembuatan bronjong [aliran sungai] dan bantuan fasilitas bagi warga yang terkena bencana alam seperti tanah longsor.