Jakarta (ANTARA) - Pengamat pertahanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie menilai sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani atas aksi walk out Amerika Serikat (AS) hingga Inggris di Presidensi G20 beberapa waktu lalu menunjukkan ketegasan Indonesia.
"Pernyataan resmi dari Menkeu bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan berjalan terus meski ada aksi walk out merupakan sikap yang harus kita hormati, jadikan pedoman, dan junjung bersama," ucap Connie dalam acara Crosscheck Medcom.id secara daring di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, selama ini Indonesia belum terlihat tegas menyikapi posisinya atas konflik Rusia dan Ukraina dalam Presidensi G20.
Baca juga: Sri Mulyani alokasikan Rp34,3 triliun untuk THR ASN
Selain menegaskan posisi Indonesia dalam aksi walk out negara-negara Barat di G20, Menkeu RI juga mengingatkan kembali slogan G20 Indonesia, yakni pulih bersama, pulih lebih kuat atau recover together, recover stronger.
Connie berpendapat langkah tersebut menegaskan Presidensi G20 Indonesia tak bisa dibajak dengan aksi politik atas konflik kedua negara.
Dengan sikap Sri Mulyani tersebut, warna kedaulatan dan kemandirian Presidensi Indonesia dalam G20 pun terlihat lebih jelas.
"Indonesia terbukti negara merdeka dan berdaulat. Cara kita mau menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina bisa kita yang pilih. Jangan didikte atau diancam karena Indonesia tidak langsung terlibat di situ," tuturnya.
Senada, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bobby Adhityo berpendapat langkah Indonesia sudah tepat dalam menangani ketegangan akibat konflik Rusia dan Ukraina dalam Presidensi G20.
"Secara teoritis tanggapan berbagai aksi diplomatik atau aksi-aksi dalam dunia pergaulan internasional itu berbagai macam dan sikap perwakilan Indonesia yakni Menkeu sudah tepat lantaran walk out tidak mendisrupsi sidang dan tidak berdampak kepada perundingan," ujar Bobby dalam kesempatan yang sama.