Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, berupaya membangkitkan tiga sektor ekonomi yakni teknologi informasi dan komunikasi, pariwisata dan ketahanan pangan pascapandemi COVID-19.
"Jika kita jeli melihatnya, ketiga sektor ini dapat membangkitkan ekonomi kita pascapandemi," kata Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Medan, Khairul Syahnan di Medan, Senin.(20/12).
Dari ketiga sektor ini, terang dia, sektor teknologi terus tumbuh akibat masyarakat secara perlahan mulai meninggalkan pemakaian uang kartal dengan mengganti uang digital.
Baca juga: Pemkot Medan tutup Kesawan City Walk cegah lonjakan COVID-19
Masyarakat di Kota Medan, ucapnya, kini cenderung mulai menggunakan uang dalam bentuk e-wallet (dompet digital) di telepon pintar atau dalam bentuk kartu e-money (uang elektronik).
Bahkan dari laporan Bank Indonesia menunjukkan transaksi uang elektronik dan transaksi e-commerce atau perdagangan daring bakal terus meningkat setiap tahunnya.
"Meskipun keberadaan uang elektronik belum sepenuhnya menggantikan uang kartal, tapi seiring penetrasi teknologi informasi dan komunikasi uang kartal mulai ditinggalkan masyarakat," ucap Syahnan.
Walau demikian Pemkot Medan menginginkan kemajuan teknologi digital dewasa ini jangan sampai menjadi awal kehancuran bagi produk dalam negeri, karena kalah bersaing dengan produk dari luar.
Oleh sebab itu pelaku usaha, sebut dia, khususnya generasi muda harus memiliki inovasi dan kreasi agar mampu bersaing dengan pengusaha dari luar negeri.
"Sumber daya manusia unggul di bidang teknologi digital harus diperbanyak, terutama generasi muda yang kreatif, inovatif dan imajinatif. Jika ini bisa kita terapkan, maka kebangkitan ekonomi pasca pandemi dapat kita raih," terang Syahnan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Juni lalu memprediksi pertumbuhan transaksi keuangan digital, seperti e-commerce akan melonjak hingga 39 persen di tahun ini menjadi sekitar Rp370 triliun di tengah terbatas aktivitas masyarakat akibat pandemi COVID-19.
Tiga lini ekonomi digital yang diperkirakan akan tumbuh pesat adalah e-commerce, uang elektronik (e-money), dan layanan perbankan digital (digital banking).
"Masing-masing, seperti e-commerce bisa tumbuh 39 persen, e-money 32 persen, digital banking 22 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.