Medan (ANTARA) - National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara bangga dengan perjuangan salah seorang atlet binaannya, Putri Aulia, yang berlaga pada cabang atletik di Paralimpiade Tokyo 2020.
Ketua NPC Sumut, Alan Sastra Ginting di Medan, Rabu, mengatakan, Putri Aulia yang menjadi salah satu atlet kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020, sudah berjuang secara maksimal untuk bisa membawa pulang medali.
Meski akhirnya harapan tersebut belum bisa terwujud, ia tetap menyampaikan aspirasi atas perjuangan Putri Aulia karena paling tidak di babak penyisihan atlet atletik asal Percut Seituan, Deliserdang, Sumatera Utara itu mampu menempati posisi ketiga.
"Kami tetap memberikan apresiasi atas perjuangan Putri Aulia di Paralimpiade Tokyo 2020. Untuk bisa menjadi bagian dari kontingen Indonesia di even internasional itu saja tidak mudah, membutuhkan perjuangan keras," katanya.
Putri Aulia gagal ke final nomor lari 100 meter T13 putri pada Paralimpiade Tokyo 2020 setelah finis ketiga pada babak penyisihan di Olympic Stadium, Tokyo, Selasa pagi.
Putri, yang bersaing pada Heat 3, menempati posisi ketiga dari total enam peserta dengan mencatatkan waktu 12,55 detik, demikian catatan resmi kompetisi.
Seandainya Putri finis pertama atau kedua pada heat tersebut maka bisa bertanding dalam perebutan medali nomor lari 100m yang berlangsung pukul 18.00 WIB.
Elena Chebanu dari Azerbaijan dan Adiraratou Iglesias Fornerino asal Spanyol lolos ke final dengan catatan waktu masing-masing 12,16 detik dan 12,20 detik.
Lebih lanjut Alan Sastra Ginting mengatakan, perjuangan Putri Aulia untuk menyumbang medali bagi kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 masih terbuka pada nomor estafet yang akan digelar pada 3 September nanti.
"Kita harapkan Putri Aulia mampu memberikan yang terbaik nantinya di nomor estafet. Tentunya kami sangat mengharapkan doa dari masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara agar Putri Aulia bisa mewujudkan harapan itu," katanya.