Medan (ANTARA) - Kontingen Sumatera Utara sudah mengoleksi 18 medali emas, 16 perak, dan 15 perunggu dan berada di posisi lima klasemen sementara tiga hari menjelang penutupan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII/2024 di Solo, Jawa Tengah.
Ketua Ketua National Paralympic Committee (NPC) Sumut, Alan Sastra Ginting mengatakan masih ada peluang medali di nomor tersisa sejumlah cabang olahraga, seperti para renang, para atletik, para angkat berat, dan para catur masih punya kans medali emas.
"Kita coba petakan dan maksimalkan peluang medali emas di nomor tersisa. Memang dari tiga hari perlombaan yang telah berlangsung banyak sekali dinamika persaingan. Mudah-mudahan kita bisa capai target di posisi lima besar," katanya di Solo, Kamis.
Hari ini, Sumut berhasil meraih sejumlah medali dari beberapa cabang olahraga termasuk medali emas yang kembali diperoleh melalui para renang.
Berlangsung di Kolam Renang Intan Pari, Kabupaten Karanganyar, pada Kamis siang, medali emas para renang dipersembahkan Yecikarani Clarita Situmorang.
Tampil di final 100 meter gaya dada S13 putri, atlet berusia 14 tahun itu mampu finish tercepat dengan catatan waktu 01:47.87 detik, sedangkan atlet DKI Jakarta, Firstania Kayla Amir harus puas medali perak dengan catatan waktu 01:51.89 detik.
Usai perlombaan, Yecikarani mengaku medali emas secara khusus ia persembahkan kepada pelatih dan juga masyarakat Sumut.
Dirinya pun bertekad bisa meraih emas kedua di nomor final 50 meter gaya dada putri pada Sabtu (12/9) mendatang.
Sementara dari para taekwondo yang berlangsung di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Sumut mengantarkan dua atletnya ke final yakni Muhammad Rizki di kelas under 70 kilogram K44 putra dan Rizki Ilhamsyah Tanjung di kelas under 70 kilogram K41 putra.
Selain lolos final, satu medali perunggu juga berhasil dipersembahkan Mila Sapriani melalui kelas under 52 kilogram K44 putri.
Tambahan dua perunggu juga diraih melalui para panahan yang berlangsung di Lapangan Kota Barat, Kamis (10/10) sore.
Perunggu pertama melalui Guntur di nomor Compound open perorangan putra, kemudian perunggu kedua juga dipersembahkan di nomor double compound daksa putra, yakni pasangan Guntur/Rajali setelah mengalahkan Jawa Barat dengan skor 147-145.
Meski gagal merebut emas, namun pelatih para panahan Sumut, Budiono tetap salut dan bangga atletnya telah berjuang maksimal apalagi, harus diakui semua pemain elit juga bertanding di nomor tersebut.
"Kita masih punya kans medali di individual Standart bow melalui Asmen Sihotang. Secara target harusnya di nomor double compound kita bisa minimal emas. Tapi, dapat perunggu tetap kita syukuri. Emasnya mudah-mudahan bisa direbut melalui final compound putra besok," kata Budiono.
Dari para tenis lapangan kursi roda sukses persembahkan medali perunggu melalui nomor ganda putra nasional.
Berlangsung di Lapangan tenis Manahan, Solo, Sumut yang diperkuat Reza Aulia/ Adi Saputra menang atas pasangan Kalimantan Selatan Nurdin/Rizal dua set langsung 6-2 dan 6-4.
Torehan perunggu sangat disyukuri pelatih tenis lapangan kursi roda Sumut, Alferiyon yang menurutnya itu adalah buah perjuangan atlet sehingga bisa merebut medali perdana di Peparnas kali ini.
"Memang level lawan kita lebih baik, apalagi mereka adalah atlet pelatnas dan tim elit. Kita sudah berjuang maksimal untuk lolos final, tapi usaha kita sampai semifinal saja. Tapi, di perebutan perunggu anak-anak juga sudah berjuang keras agar pulang ke Sumut tanpa tangan kosong," katanya.