Jakarta (ANTARA) - Deputi UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang on-boarding dalam ekosistem digital telah mencapai 15,3 juta atau 23,9 persen dari jumlah UMKM.
“Atau naik 7,3 juta (UMKM) selama pandemi,” ujar dia dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Kamis (26/8).
Salah satu langkah penting untuk mempertahankan UMKM agar tetap eksis dan tumbuh di masa pandemi COVID-19, ujarnya, adalah transformasi digital.
Menurut data World Bank tahun 2021, ungkap dia, 80 persen UMKM terhubung ke dalam ekosistem digital dan memiliki daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan pandemi.
Baca juga: Dekranasda dorong masyarakat kembangkan produk lokal UMKM
Sementara itu, ditargetkan pada tahun 2024 akan ada 30 juta UMKM yang dapat terhubung ke on boarding platform digital.
Lebih lanjut, dikatakan potensi pasar digital Indonesia tahun 2025 mencapai 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.700 triliun.
“Jadi cukup besar pasarnya, dan penggunaan e-commerce yang tertinggi di Asia Tenggara adalah Indonesia,” jelas Hanung.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce di tahun 2020 mencapai Rp266 triliun.
Sedangkan, hingga triwulan II tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce telah mencapai 186,8 triliun atau meningkat 63,4 persen.
“Kami perkirakan, tahun 2021 pertumbuhannya bisa di atas Rp400 triliun,” sebutnya.
Mengingat pertumbuhan ekonomi di triwulan II tahun 2021 yang mencapai 7,07 persen, kata dia, memberikan optimisme bahwa keadaan ekonomi dapat segera pulih. Pertumbuhan ini dinyatakan tak terlepas dari peran UMKM.