Medan (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mencatat volume ekspor karet Sumatera Utara pada semester I-2021 naik 9,9 persen dibandingkan periode sama 2020 menjadi 187.277 ton karena adanya peningkatan permintaan.
"Pada semester I-2020 volume ekspor karet Sumut masih sebesar 170.425 ton dan periode sama 2021 menjadi 187.277 ton. Ada kenaikan 9,9 persen," ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah di Medan, Sabtu (31/7).
Menurut dia, peningkatan ekspor di semester I-2021 terjadi karena membaiknya permintaan dari negara konsumen, khususnya Jepang, Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok dan India.
Baca juga: Sumut ekspor sekam kopi ke Korea Selatan
Edy memaparkan kenaikan permintaan di semester I 2021 itu sebagian besar terjadi sepanjang Januari-April. Pada Mei dan Juni, sebaliknya mengalami penurunan karena pembeli dari berbagai negara sebagian besar melakukan penjadwalan ulang pengapalan.
Ia menjelaskan penjadwalan ulang pengapalan karet itu terjadi karena adanya kendala operasional dari perusahaan pelayaran. Pada periode itu, lanjut Edy, terjadi kelangkaan/kekurangan kontainer dan kapasitas kapal yang tidak optimal akibat terjadi lonjakan ekspor/impor.
"Kalau tidak ada penjadwalan ulang pengapalan karet itu, tentunya kenaikan volume ekspor karet di semester I lebih besar lagi," katanya.
Dalam kesempatan ini, Edy juga mengatakan peningkatan volume ekspor tersebut juga diikuti dengan kenaikan harga karet.
Saat ini, harga rata-rata karet jenis TSR/SIR20 pada semester I-2021 mencapai 1,66 dolar AS per kilogram, atau meningkat sebesar 36 persen, dibandingkan harga di semester I-2020 yang rata-rata 1,22 dolar AS per kilogram.